Mengapa Wanita Lebih Mudah Alami Memar Dibanding Pria?
JAKARTA - Pernahkah Anda menemukan memar berwarna ungu di tubuh Anda saat bangun tidur? Atau, ketika baru selesai beraktivitas, kaki Anda dipenuhi tanda memar? Ini alasan medisnya.
Kulit memiliki 3 lapisan: epidermis (permukaan kulit), dermis (lapisan tengah), dan hipodermis (lapisan kulit lemak dan kolagen). Biasanya memar terjadi ketika pembuluh darah di bagian dermis dan hipodermis pecah. Setelah itu, darah akan bocor dan menyebar ke lapisan lainnya.
Namun, memar tidak langsung muncul, sebab ia membutuhkan waktu 1-2 hari untuk bisa muncul dengan sendirinya.
Baca juga:
Dilansir dari VICE International, Kamis, 3 September, Dawn Dawis M.D, ahli kulit dari Mayo Clinic menyebutkan warna memar bisa timbul berdasarkan lapisan kulit yang kena. Semakin dalam kulit itu, semakin gelap pula warna memarnya.
Wanita Mudah Terkena Memar
Banyak orang menganggap wanita lebih mudah mengalami memar dibandingkan pria. Jeffrey Benabio, selaku dermatologi, punya jawabannya.
Wanita lebih mudah mengalami memar karena kulit wanita mengandung lebih banyak lemak dan sedikit kolagen. Berbeda dengan pria yang lebih memiliki banyak kolagen di mana aliran darah lebih terlindungi.
“Struktur serupa antara lapisan kulit pria dan wanita dapat dilihat dalam hal seperti selulit,” katanya.
Jika kulit Anda memiliki banyak kolagen, Anda juga memiliki sedikit kemungkinan untuk memar lebih banyak. Tetapi, ini semua kembali kepada BMI (Body Mass Index) seseorang sehingga hasilnya bisa berbeda antara satu sama lain.
Memar juga tidak selalu terjadi di bagian kaki saja. “Pria dan wanita memiliki jumlah BMI yang berbeda. Ketika mereka menyimpan lemak, itu karena hormon estrogen dan testoteron. Maka pria dan wanita bisa mengalami memar di tempat berbeda.”
Itu juga mengapa lemak yang ada di dalam tubuh pria kebanyakan di bawah pinggang sedangkan wanita menyimpan lemak di bagian paha dan kaki.
Alasan lain mengapa wanita mudah mengalami memar adalah hormon estrogen dapat melemahkan pembuluh darah.
Pembuluh darah yang membesar mengalami potensi bocor sebelum pembekuan. “Itu juga mengapa pembuluh darah wanita berubah setelah menopause,” kata Davis.