Dinkes DKI Telusuri Laporan Warga Mulai Kesulitan Cari RS Saat Keterisian Tempat Tidur COVID-19 Meningkat
JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menyebut pihaknya akan menelusuri laporan warga yang mengaku mulai sulit mencari ketersediaan perawatan di rumah sakit seiring peningkatan keterisian tempat tidur COVID-19 saat ini.
Widyastuti menduga, laporan penuhnya rumah sakit sehingga warga tak bisa mendapat perawatan tak tersebar di semua fasilitas kesehatan di Jakarta.
"Tentu ini menjadi catatan bersama-sama. Saya akan cek sebenarnya apakah penyebarannya (yang penuh) atau apa. Karena pada dasarnya ada 140 dari 194 rumah sakit yang siap memberikan layanan perawatan COVID-19," kata Widyastuti di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Januari.
Saat ini, BOR isolasi pasien COVID-19 sudah mencapai 45 persen dari sebelumnya sebesar 38 persen pada 25 Januari. Sudah ada 1.756 tempat tidur isolasi yang terisi dari total 3.922 tempat tidur.
Sementara, BOR ICU sudah mencapai 14 persen dari sebelumnya 11 persen. Sebanyak 86 tempat tidur ICU dari total 611 tempat tidur telah terisi.
Sebenarnya, kata Widyastuti, mayoritas pasien COVID-19 yang saat ini dirawat di rumah sakit bergejala ringan dan tidak memiliki gejala atau OTG.
"Dari 45 persen yang dirawat di RS sebenarnya masih ada bocor, yang ringan dan asimptomatik (OTG) sekitar 48 persen dari 45 persen keterisian tempat tidur," ungkap Widyastuti.
Baca juga:
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo mengaku mendapat laporan bahwa warga Jakarta sudah mulai kesulitan mencari rumah sakit, menyusul meningkatnya keterisian tempat tidur pasien COVID-19.
"Data per Rabu kemarin, BOR RS di Jakarta mencapai 45 persen. Dan KSP sudah mulai menerima laporan warga yang kesulitan mencari rumah sakit," kata Abraham dalam keterangan tertulis.