IHSG Dibuka Menguat di Tengah Tekanan Fluktuasi Rupiah dan Harga Komoditas
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Kamis 3 September. IHSG dibuka menguat tipis 0,02 persen atau 0,92 poin ke level 5.312,89.
Membuka perdagangan, 26 saham menguat. 11 shaam melemah, dan 13 saham stagnan. Volume perdagangan tercatat 59,42 juta lembar saham dan ditransaksikan senilai Rp19,80 miliar.
Meski dibuka menguat, analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga memperkirakan IHSG bakal bergerak turun hari ini.
"Sehingga kami perkirakan secara teknikal IHSG berpotensi bergerak terbatas dan cenderung mengalami tekanan dengan support resistance 5.230-5.360," katanya.
Saham-saham yang dapat dicermati investor di antaranya ada saham pertambangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT London Sumatera Tbk (LSIP), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Laju indeks harin ini dibayangi sejumlah sentimen, seperti sikap investor yang akan mencermati fluktuasi nilai tukar rupiah serta harga komoditas.
Untuk diketahui, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin, Rabu 2 September ditutup melemah 1,18 persen ke level Rp14.745 per dolar Amerika Serikat (AS).
Mata uang Garuda anjlok terpengaruh wacana revisi UU Bank Indonesia (BI). Pelemahan rupiah juga tercatat sebagai paling dalam di Asia Pasifik.
Pelemahan nilai tukar terjadi seiring wacana DPR merevisi Undang-Undang Bank Indonesia, sehingga berpotensi mengganggu independensi bank sentral. Hal ini juga memengaruhi permintaan dolar AS.
Badan Legislasi (Baleg) DPR tengah menyusun draf RUU Perubahan Ketiga atas UU Nomor 23 tahun 1999 tentang BI. Dalam draf RUU inisiasi DPR itu, parlemen berencana membentuk dewan moneter untuk membantu pemerintah dan bank sentral dalam menetapkan kebijakan ke depan.