Presiden Prancis Dukung Penerbitan Kartun Nabi Muhammad Charlie Hebdo
JAKARTA - Majalah satire Charlie Hebdo kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang kontroversial. Kali ini penerbitan kartun mendapat dukungan terbuka dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Penerbitan kembali kartun itu dilakukan Charlie Hebdo bertepatan dengan malam persidangan tersangka yang melakukan penyerangan ke kantor mereka 2015 silam, tahun yang sama dengan penerbitan kartun. Kala itu, serangan pria bersenjata menewaskan 12 orang.
Niat penerbitan kembali kartun ini sejatinya telah berkali-kali dicoba. Namun, rencana itu urung karena hukum tak mengizinkan. Pemimpin redaksi majalah satire itu mengatakan, "Kami selalu menolak untuk melakukannya."
"Bukan karena dilarang. Hukum mengizinkan kami untuk melakukannya. Tetapi, karena ada kebutuhan akan alasan yang baik untuk melakukannya, alasan yang memiliki makna dan membawa sesuatu kepada perdebatan," tambah dia.
Berdasar sejarah, majalah mingguan berbasis di Paris itu didirikan pada 1970. Charlie Hebdo kesohor karena kartun-kartunnya yang berisiko dan keberanian mengejek para politisi, tokoh terkenal dan simbol-simbol semua agama.
Baca juga:
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyatakan sikap. Ia mengatakan keputusan Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad sebagai kebebasan pers. Hal yang menurut Macron tak akan ia campuri.
"Presiden tidak pernah dan tidak akan ikut campur untuk memberikan penilaian atas pilihan editorial jurnalis atau ruang berita. Tidak pernah. Karena kami memiliki kebebasan pers,” kata Macron, dikutip CNA, Rabu, 2 September.
Meski begitu, Macron yang berbicara dalam kunjungannya ke Libanon itu mengimbau seluruh masyarakat Prancis untuk saling menghargai sesama. Dirinya mengajak rakyat Prancis untuk menunjukkan rasa hormat hingga kesopanan satu sama lain serta menghindari ujaran kebencian.