Pasien Omicron di Surabaya Tersisa Satu Orang

SURABAYA - Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyatakan ada satu dari 13 pasien yang masih dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 varian Omicron dan saat ini menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.

"Berdasarkan hasil tes usap ulang dari kasus itu, satu pasien masih dinyatakan positif. Jadi yang masih dalam perawatan ada satu pasien dan mudah-mudahan segera sembuh," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina dikutip Antara, Rabu, 26 Januari.

Nanik menjelaskan, sebelumnya ada empat pasien varian Omicron yang terpapar akibat melakukan perjalanan ke luar kota, semuanya telah dinyatakan sembuh oleh tim medis.

"Kemudian, terdapat tambahan pasien yang terkonfirmasi Omicron, yakni sebanyak 13 pasien," kata Nanik sapaan lekatnya.

Nanik menjelaskan, 13 pasien yang terkonfirmasi varian Omicron tersebut, adalah orang-orang yang telah melakukan perjalanan luar kota dan terdeteksi oleh ITD (Institute of Tropical Disease) secara bergiliran. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, lanjut dia, sebanyak 12 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Sebagai upaya untuk mencegah varian Omicron di Kota Surabaya, kata dia, Nanik meminta kepada seluruh masyarakat untuk konsisten dalam menerapkan prokes dalam berkegiatan sehari-hari di lingkungan publik.

"Kami juga terus memperkuat upaya 3T (Testing, Tracing dan Treatment) secara agresif dan masif, kemudian memfasilitasi tempat isolasi terpusat bagi yang terkonfirmasi positif sampai sembuh," katanya.

Selain itu, kata Nanik, pihaknya juga melakukan pengetatan dan pengawasan terhadap keluar masuknya warga luar Kota Surabaya, serta memastikan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) telah melakukan karantina sesuai SOP melalui peran Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo di masing-masing wilayah.

"Masyarakat harus selalu patuh dalam menggunakan aplikasi Peduli Lindungi secara tertib agar bisa terlacak jika ada kasus konfirmasi ataupun kontak erat di tempat umum. Selain itu, dapat mendeteksi kapasitas layanan publik telah overload atau belum," ujarnya.