Ketar-ketir Investor, Netflix Tak Alami Pertumbuhan Pelanggan Sejak Akhir 2021
JAKARTA - Setelah berita kenaikan harga langganan Netflix naik pada minggu lalu di Amerika Serikat (AS) dan Canada, kini perusahaan mendapat kritik dari investornya karena pertumbuhan pelanggan yang melambat.
Investor Netflix khawatir perusahaan tidak menambahkan pelanggan cukup cepat, mereka mulai panik. Peristiwa ini terjadi usai Netflix melaporkan penambahan pelanggan yang lebih rendah dari yang diproyeksikan untuk kuartal terakhir tahun 2021, sahamnya anjlok hampir 20 persen.
Ini merupakan penurunan terendah yang pernah terjadi pada saham perusahaan sejak Juni 2020. Pada kuartal terakhir, Netflix memperkirakan akan melaporkan 222,06 juta langganan berbayar pada akhir tahun lalu. Sebagai gantinya, perusahaan melaporkan kemarin bahwa mereka mengakhiri kuartal keempat dengan 221,84 keanggotaan berbayar.
Meski sedikit mendekati target, tetapi investor khawatir tentang Netflix yang sudah menjadi salah satu perusahaan streaming terbesar di luar sana. Seharusnya, mereka dapat menemukan cara baru untuk terus tumbuh.
Menurut perkiraan Netflix sendiri, pertumbuhan pelanggan juga akan rendah pada kuartal berikutnya. Perusahaan memperkirakan akan menambah 2,5 juta pelanggan pada kuartal pertama 2022, turun dari 4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Dari hal itu saja terlihat bahwa masih banyak orang datang dan membayar untuk Netflix. Pendapatan tumbuh 16 persen dari tahun ke tahun, dan keanggotaan berbayar naik 9 persen dari tahun ke tahun. Netflix masih berkembang, ia hanya melakukannya secara bertahap. Baik pertumbuhan pelanggan dan pendapatan telah menjadi titik rendah bagi investor yang cemas, terutama di AS, pasar terbesar perusahaan.
“Sementara retensi dan keterlibatan tetap sehat, pertumbuhan akuisisi belum dipercepat kembali ke tingkat pra-COVID. Kami pikir ini mungkin karena beberapa faktor termasuk wabah Covid yang sedang berlangsung dan kesulitan ekonomi makro di beberapa bagian dunia seperti (Amerika Latin)," ujar Netflix.
Agak anehnya, Netflix tidak banyak berkomentar tentang kenaikan harga baru-baru ini di AS. Sebaliknya, mereka malah berfokus pada fitur Play Something baru-baru ini sebagai salah satu contoh cara perusahaan menambah nilai bagi penggunanya.
Melansir CNBC melalui The Verge, Jumat, 21 Januari, menjelang panggilan laporan pendapatan, perusahaan juga tampaknya terlebih dahulu menghilangkan kekhawatiran investor tentang meningkatnya persaingan selama dua tahun terakhir.
Baca juga:
- Akunnya Ditangguhkan Twitter, Konglomerat Salinas Justru Persoalkan Kebebasan Berekspresi
- Pengadilan Banding Paris Tetap Nyatakan Twitter Bersalah, Terlalu Sedikit Usaha dalam Perangi Konten Rasis
- Ikuti Jejak China, Bank Sentral Rusia Usulkan Larangan Menyeluruh Terhadap Kripto
- Ikuti Jejak China, Bank Sentral Rusia Usulkan Larangan Menyeluruh Terhadap Kripto
“Meskipun persaingan tambahan ini mungkin memengaruhi pertumbuhan marjinal kami, kami terus tumbuh di setiap negara dan wilayah di mana alternatif streaming baru ini telah diluncurkan,” tutur Netflix.
“Ini memperkuat pandangan kami bahwa peluang terbesar dalam hiburan adalah transisi dari linier ke streaming dan bahwa dengan kurang dari 10 persen dari total waktu menonton TV di AS, pasar terbesar kami, Netflix memiliki ruang pertumbuhan yang luar biasa jika kami dapat terus meningkatkan kualitas kami," imbuhnya.
Mungkin kekhawatiran Netflix yang lebih besar seperti pertumbuhan dan pendaftarannya melambat bahkan selama Netflix menayangkan perdana dua filmnya yang paling banyak ditonton, Red Notice dan Don't Look Up yang bahkan tak memengaruhi pertumbuhan pelanggan.
Untuk menjaga agar investor tetap tenang, Netflix harus mulai memperhitungkan pertumbuhannya yang lamban, atau setidaknya menemukan beberapa cara kreatif untuk bergerak maju melawan pesaingnya, mungkin dengan menurunkan harga berlangganan.