Kemarin Catat Hari Paling Matikan, Australia Bersiap Hadapi Lonjakan Korban Jiwa Akibat Gelombang Varian Omicron
JAKARTA - Australia harus bersiap untuk lebih banyak kematian karena COVID-19 selama beberapa minggu ke depan, kata pihak berwenang pada hari Rabu, ketika rekor infeksi yang dipicu oleh wabah Omicron membanjiri sistem kesehatan, memaksa Negara Bagian Victoria untuk meningkatkan status daruratnya untuk rumah sakit.
"Kami telah melihat dan kami akan terus melihat kematian, sebagian besar pada orang tua, sebagian besar pada orang dengan penyakit kronis lainnya," jelas Chief Health Officer Paul Kelly kepada penyiar Australian Broadcasting Corporation pada Hari Rabu, sehari setelah Australia mengalami hari paling mematikan dengan 77 kematian akibat virus corona, mengutip Reuters 19 Januari.
Di tengah rekor infeksi, rumah sakit Negara Bagian Victoria mulai Rabu tengah hari akan pindah ke status 'kode coklat', biasanya disediakan untuk bencana alam atau peristiwa korban massal. Sementara, laporan mengatakan perawat telah menuntut pemerintah untuk mendapatkan bantuan tentara.
Adapun perawat di negara bagian tetangga New South Wales (NSW), menggelar rapat umum di salah satu rumah sakit terbesar di Sydney untuk memprotes kekurangan staf pada Hari Rabu ini.
"Perawat dan bidan lelah, marah dan frustrasi dan merasa bahwa pemerintah NSW tidak mendukung mereka sama sekali," ungkap Shaye Candish dari serikat perawat.
Meskipun Kelly mengakui tingkat "tantangan dengan staf perawat", dia mengatakan kapasitas rumah sakit negara itu menghadapi peningkatan penerimaan.
Meskipun rawat inap meningkat, pihak berwenang mencoba untuk membenarkan keputusan mereka untuk hidup dengan virus ketika inokulasi yang lebih tinggi tercapai, mengutip varian Omicron yang lebih ringan dibandingkan dengan jenis COVID-19 sebelumnya.
Tetapi, banyaknya kasus telah memberi tekanan pada rumah sakit dengan 5.025 orang dirawat pada Hari Selasa. Sebulan yang lalu, jumlahnya masih 759 di Australia, dengan jumlah hampir dua kali lipat dalam dua minggu.
Baca juga:
- Sudah Diperingatkan tapi Militer Sudan Tetap Lancarkan Kudeta, Amerika Serikat Tangguhkan Bantuan Rp9,9 Triliun
- Kabar Gembira, Pakar Sebut Vaksin COVID-19 untuk Anak Usia 5-11 Tahun Kemungkinan Tersedia Bulan Depan
- Menhan Annegret Kramp-Karrenbauer Singgung Senjata Nuklir, Kementerian Pertahanan Rusia Panggil Atase Jerman
- Kelompok Bersenjata Serang Masjid Nigeria saat Salat Subuh: 18 Tewas, 20 Luka-luka dan Lebih dari 10 Orang Diculik
Sebanyak 50 kematian telah dicatat pada pagi hari antara New South Wales dan Victoria, rumah bagi lebih dari setengah dari 25 juta penduduk Australia. Lebih dari 53.000 telah terdaftar, dengan negara bagian lain akan melaporkan nanti.
Untuk diketahui, setelah berhasil membatasi virus corona di awal pandemi, Australia menghadapi rekor lonjakan kasus, dengan sekitar 1,3 juta terdeteksi dalam dua minggu terakhir. Sejauh ini, Australia telah melaporkan sekitar 1,6 juta kasus infeksi dan 2.826 kematian sejak pandemi COVID-19 dimulai.