Sebanyak 93 Imigran Rohingya di Lhokseumawe Aceh Ikuti Vaksinasi COVID-19 Dosis Pertama

ACEH - Sebanyak 93 dari 105 imigran Muslim Rohingya yang ditampung di kamp pengungsian sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh mengikut vaksinasi vaksin COVID-19 dosis pertama.

"Sebanyak 93 orang imigran Rohingya menjalani vaksinasi dosis pertama," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe Marzuki di Lhokseumawe, Antara, Selasa, 11 Januari.

Sedangkan 12 orang pengungsian lainnya belum bisa divaksin karena berumur di bawah 12 tahun. Ada juga pengungsi dalam keadaan sakit sehingga vaksinasi terhadap 12 imigran tersebut menunggu petunjuk tim medis.

Marzuki mengatakan vaksinasi COVID-19 imigran Rohingya yang sebelumnya terombang-ambing di Selat Malaka tersebut bekerja sama antara Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

"Masa karantina imigran Rohingya tersebut berakhir pada Senin, 10 Januari kemarin. Dan hari ini mereka divaksin. Menyangkut relokasi mereka, kami masih menunggu keputusan dari pusat," kata Marzuki.

Media Komunikasi IOM Indonesia Ariani Hasanah Soejoeti mengatakan pihaknya memfasilitasi program vaksinasi COVID-19 terhadap 93 imigran Rohingya yang mengungsi di tempat penampungan sementara di Kota Lhokseumawe.

“Program vaksinasi ini didukung Pemerintah Kota Lhokseumawe. Mereka disuntik vaksin COVID-19 dosis pertama dengan jenis Sinovac. Sementara, pemberian vaksin dosis kedua akan dikoordinasikan lebih lanjut," katanya.

Ariani mengatakan vaksin COVID-19 menjadi cara paling efektif mencegah penularan dan penyebaran virus tersebut serta menjaga setiap individu mereka tetap aman dan sehat. Oleh sebab itu, kata dia, IOM mengapresiasi respons dari Pemerintah Kota Lhokseumawe yang telah membuka akses vaksinasi COVID-19 bagi para imigran Rohingya tersebut.

Sejak awal pandemi, katanya, IOM telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit di Indonesia memperkuat upaya pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.

"Kami juga bermitra untuk mendukung ketersediaan vaksinasi bagi semua anggota masyarakat, termasuk pengungsi luar negeri di Indonesia," demikian Ariani Hasanah Soejoeti.