Peringatkan Taiwan untuk Tidak Memprovokasi Kemerdekaan, China: Kami Ambil Tindakan Drastis
JAKARTA - China akan mengambil tindakan drastis jika Taiwan membuat langkah menuju kemerdekaan, seorang pejabat Beijing memperingatkan pada Hari Rabu, menambahkan provokasi Taiwan dan campur tangan dari luar dapat meningkat tahun depan.
China mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim kedaulatannya dalam kurun waktu dua tahun terakhir, memicu kemarahan di Taipei dan kekhawatiran di Washington.
Beijing bersedia untuk mencoba yang terbaik guna mewujudkan reunifikasi damai dengan Taiwan. Tetapi, akan bertindak jika ada garis merah pada kemerdekaan yang dilanggar, sebut juru bicara Kantor Urusan Taiwan Ma Xiaoguang dalam konferensi pers.
"Jika pasukan separatis di Taiwan yang mencari kemerdekaan memprovokasi, mengerahkan kekuatan atau bahkan menerobos garis merah, kami harus mengambil tindakan drastis," tegas Ma, mengutip Reuters 29 Desember.
Ma mengatakan, provokasi oleh pasukan pro-kemerdekaan dan intervensi eksternal dapat tumbuh lebih tajam dan lebih intens dalam beberapa bulan mendatang.
"Tahun depan, situasi Selat Taiwan akan menjadi lebih kompleks dan parah," tandasnya.
Taiwan telah muncul sebagai faktor kunci dalam ketegangan hubungan antara China dan Amerika Serikat, pendukung internasional terpenting dan pemasok senjata pulau itu meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal.
Diketahui, China secara teratur menggambarkan pulau itu sebagai masalah paling sensitif dalam hubungannya dengan Amerika Serikat.
Beijing telah mengirim misi udara berulang-ulang di atas Selat Taiwan dalam beberapa bulan terakhir untuk menekan Taiwan. Sementara Taipei mengatakan tidak akan menyerah pada ancaman.
Baca juga:
- Peneliti Sebut Infeksi Varian Omicron Mampu Menyebabkan Kemampuan Reinfeksi Varian Delta Menurun
- Perangi Nazi saat Perang Dunia II: Mendiang Karolos Papoulias Dekat dengan Arafat hingga Khadafi, Kritisi Intervensi NATO
- Berduka atas Wafatnya Uskup Agung Desmond Tutu, Ratu Elizabeth II: Tak Lelah Bela Hak Asasi Manusia
- Sekjen NATO Bakal Gelar Pertemuan Rusia - Dewan NATO pada 12 Januari
Sementara Amerika Serikat hanya mengakui satu China, namun diwajibkan oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri dan telah lama mengikuti kebijakan "ambiguitas strategis" tentang apakah akan melakukan intervensi militer untuk melindungi Taiwan jika terjadi serangan China. .
Untuk diketahui, Pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan Komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.