Gerhana Matahari Cincin Jadi Momen Penutup Akhir Tahun 2019
JAKARTA - Dipenghujung akhir tahun 2019, sebagian wilayah di Indonesia menjadi saksi sejarah fenomena alam berupa Gerhana Matahari Cincin. Fenomena yang cukup langka munculnya ini baru bisa kembali teramati sekitar 1 atau dua tahun ke depan.
Dikutip dari laporan BMKG, gerhana matahari pertama kali muncul di ujung Sumatera, yaitu di Aceh. Gerhana matahari sudah terlihat di Aceh pada pukul 10.19 WIB. Ratusan astronom dan fotografer amatir berkumpul di pelabuhan Singapura untuk sebuah peristiwa yang sebagian orang katakan sebagai peristiwa "sekali seumur hidup".
Baca juga:
"Yang berikutnya akan terjadi dalam sekitar 40 tahun, saya pikir," kata Jason Teng, yang rela mengambil cuti untuk memotret gerhana, dikutip dari South China Morning Post, Kamis 26 Desember 2019.
Negara lain yang antusias menyaksikan peristiwa langka ini adalah India. Melalui akun Twitter pribadinya, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi membagikan kegiatannya saat menyaksikan gerhana matahari.
"Seperti kebanyakan orang India, saya antusias dengan #solareclipse2019. Sayangnya, saya tidak bisa melihat gerhana matahari karena berawan, tetapi saya melihat sekilas gerhana di Kozhikode dan bagian lain melalui siaran langsung. Juga memperkaya pengetahuan saya tentang gerhana dengan berinteraksi dengan para ahli," kata PM Modi.
Tak sekadar fenomena alam, di India gerhana matahari juga menjadi bagian dari ritual dan momen khusus untuk memanjatkan doa-doa khusus. Ratusan umat Hindu di India berkumpul di Sungai Gangga, Uttar Pradesh, untuk ritual mensucikan dan memanjatkan doa-doa selama gerhana matahari berlangsung.
Negara timur tengah seperti Doha, Qatar, juga mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan gerhana matahari. Gerhana matahari cincin terpantau terjadi di Doha pada pukul 06.37 pagi waktu setempat. Gerhana matahari di Doha dilaporkan berakhir pada 07.51 pagi waktu setempat.
Gerhana matahari diperkirakan akan muncul kembali pada 21 Juni 2020. Gerhana matahari 2020 diperkirakan akan melintasi Ethiopia, Sudan Selatan, Yaman, Oman, Pakistan, India , Cina, dan Taiwan. Lokasi pengamatan terbaik adalah Quriyat di Oman, Lhasa di Tibet, dan kota pelabuhan Xiamen di pantai tenggara Cina. Dari Hong Kong akan ada gerhana matahari parsial 86 persen.
Berbeda dengan Gerhana Matahari Total
Sejatinya Gerhana Matahari Cincin sudah pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, pada 26 Januari 2009 dan 22 Agustus 1998. Gerhana Matahari total juga sempat mengunjungi Indonesia yang terakhir terlihat pada Maret 2016, dan Maret 1988.
Secara antronomi, Gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan berada pada titik yang lebih jauh dari bumi. Dengan posisi itu, meskipun bulan berada segaris dengan matahari dan bumi, piringannya yang lebih kecil tak bisa menghalangi seluruh cahaya matahari, gelap di bagian tengah dan terang di bagian pinggiran.
Fenomena gerhana matahari cincin bisa terlihat saat bumi berada di titik terdekat dari matahari dan biasanya terjadi di awal dan akhir tahun. Adapun durasi terjadinya gerhana matahari cincin dan total, keduanya bisa terlihat selama 3 hingga 7 menit.
Sementara itu, gerhana matahari total terjadi saat posisi bulan berada cukup dekat dengan bumi. Piringan bulan akan terlihat lebih besar dan bisa menutup seluruh sinar matahari. Fenomena gerhana matahari total terjadi saat bumi berada di titik terjauh dari matahari dan biasanya terjadi di tengah tahun.