Maskapai Penerbangan di AS Khawatir Tentang Jaringan 5G, Ini Alasannya!

JAKARTA - Awal tahun depan semua penerbangan bisa terganggu oleh perluasan jaringan 5G terbaru di Amerika Serikat (AS), menurut peringatan dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA).

Badan tersebut pertama kali memperingatkan tentang potensi masalah pada November lalu, FAA menjelaskan kekhawatiran mereka bahwa frekuensi yang digunakan untuk layanan 5G ini akan berdampak pada instrumen pesawat yang disebut radio altimeter.

Sensor tersebut berfungsi mengukur ketinggian pesawat di atas tanah, sangat penting dalam memandu pilot ketika mendarat. Inilah alasan mengapa maskapai penerbangan takut dengan jaringan generasi kelima tersebut.

Di lain sisi dari masalah ini, CTIA, kelompok lobi yang mewakili industri nirkabel, membantah beberapa klaim tersebut dalam pengajuan elektronik yang dikirim ke FAA. CTIA mengatakan analisis operasi 5G semacam itu “cacat” dan bahkan hampir 40 negara lain sudah menggunakan spektrum 5G ini tanpa masalah, termasuk Jepang dan Denmark.

“Di beberapa negara ini, sinyal 5G beroperasi dalam spektrum yang berdekatan dengan peralatan penerbangan. Maskapai penerbangan AS terbang masuk dan keluar dari negara-negara ini setiap hari. Jika gangguan mungkin terjadi, kita akan melihatnya jauh sebelumnya,” ungkap Presiden dan CEO CTIA, Meredith Attwell Baker , seperti dikutip dari Popular Science, Selasa, 21 Desember.

Seorang juru bicara FAA mengatakan bahwa perusahaan nirkabel di negara-negara lain itu harus mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi masalah apa pun, seperti menurunkan tingkat daya atau mengubah arah antena.

Menanggapi FAA, Verizon dan AT&T menunda rencana peluncuran 5G mereka hingga Januari dan setuju untuk mengurangi tingkat daya dari menara seluler selama enam bulan, sambil memantau perubahan.

Namun, FAA mengeluarkan arahan tambahan awal bulan ini yang menguraikan tindakan lebih ketat, termasuk membatasi penggunaan radio altimeter di bandara tertentu di mana teknologinya dapat dianggap tidak dapat dioperasikan karena gangguan 5G.

Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa FAA diperkirakan akan mengeluarkan peringatan dan pembatasan lebih spesifik minggu depan menjelang pembaruan 5G yang diantisipasi, saat ini dijadwalkan pada 5 Januari di 46 wilayah metropolitan.

Lebih lanjut, WSJ menyatakan regulator dari FAA dan Federal Communications Commission (FCC) saat ini sedang menimbang usulan dari perusahaan telekomunikasi dan penerbangan industri untuk menemukan kesepakatan yang memungkinkan ekspansi 5G tanpa memengaruhi keselamatan atau operasi maskapai. Itu termasuk mempertimbangkan zona penyangga 5G di sekitar bandara.

Sementara itu, maskapai sendiri telah memprediksi turbulensi. CEO United Airlines Scott Kirby mengantisipasi sekitar 4 persen dari penerbangan harian maskapai dapat dialihkan atau dibatalkan jika pedoman FAA saat ini diberlakukan, dan pembaruan 5G berlangsung sesuai rencana.

Termasuk penerbangan dari beberapa bandara terbesar di negara itu, dan membuat beberapa pilot tidak dapat menggunakan altimeter radio di pendaratan dengan visibilitas rendah.