Sirkulasi Siklonik Penyebab Cuaca Ekstrem di Selat Bali

DENPASAR - Video yang menampilkan gelombang tinggi di Perairan Selat Bali dibagikan di media sosial. Kondisi ini terjadi karena peningkatan kecepatan angin.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, Dwi Hartanto menerangkan cuaca tidak bersahabat itu karena angin kencang. Kondisi ini terekam Automatic Weather Station (AWS) di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

"Angin kencang terekam dari AWS Ketapang dan Banyuwangi data realtime. Iya, karena faktor angin juga," kata Dwi, saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Desember.

Kondisi ini juga dampak dari cuaca ekstreem dan peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur. Sementara dari hasil analisis, kecepatan angin disebabkan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Jawa Tengah. 

Sirkulasi siklonik ini disebabkan pusat atmosfer bertekanan rendah di Laut Jawa sebelah Utara Jawa Tengah, sehingga menarik udara di wilayah sekitar Jawa Timur.  Seperti putaran gasing yang masuk ke dalam atau menuju sumbunya, dalam hal ini pusatnya ada di laut Jawa dan hal itu menyebabkan peningkatan angin di wilayah Jawa Timur.

Namun, sebagai catatan aliran siklonik ini masih kategori pusat atmosfer bertekanan rendah bahkan berbeda dengan siklon tropis yang memiliki pusat tekanan sangat rendah  dengan dampak yang lebih parah. 

Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi peningkatan angin dan peningkatan potensi hujan sedang, lebat, disertai petir di wilayah Jawa Timur dalam dua atau tiga hari kedepan.

"Iya sama itu (untuk di Selat Bali), akibat adanya pusat atmosfer bertekanan rendah di laut Jawa sebelah utara Jawa Tengah," ujar Dwi.