Pemkot Solo Bantu Kelengkapan QR Code Disambut Romo Clement: Terima Kasih Mas Gibran
SOLO - Pemerintah Kota Surakarta memastikan akan membantu kelengkapan QR Code untuk gereja sebagai persiapan perayaan Natal 2021.
"Gereja yang belum ada barcode kami bantu untuk barcode-nya," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai meninjau kesiapan gereja di Solo, Senin, 20 Desember.
Mengenai jumlah gereja yang belum dilengkapi QR Code untuk aplikasi peduli lindungi, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan jumlahnya.
"Ya ini kami putari (berkeliling) dulu, harusnya semua gereja sudah menggunakan, tetapi meskipun di sini belum ada barcode tetapi prokes ketat," katanya.
Ia mengatakan untuk protokol kesehatan yang sudah diterapkan di dalam gereja salah satunya pengaturan tempat duduk yang menerapkan jaga jarak.
"Apalagi setiap anggota jemaah juga sudah punya nomor kursinya. Mereka nggak usah bawa kartu vaksin, cukup bawa aplikasi peduli lindungi. Ini akan mempermudah traking," katanya.
Baca juga:
- Brigjen Setyo Budiyanto Dimutasi Jadi Kapolda NTT, Firli Bahuri: Koordinasi dan Buka Seleksi
- Kapolri Mutasi Direktur Penyidikan KPK Jadi Kapolda NTT
- Kebohongan Tersangka Money Game Bank NTB Syariah Dibongkar, Pelaku Rupanya Tidak Sakit Jiwa atau Sakit Apa pun
- Aspidum Kejati Jabar Eks Jaksa KPK Kecelakaan Saat Olahraga Pagi
Sementara itu, Kepala Paroki Gereja St Antonius Purbayan Surakarta Romo Clement Budiarta mengapresiasi penyediaan QR Code yang diberikan oleh Pemkot Surakarta.
"Tadi mas Gibran sebagai wali kota di sini ingin membantu barcode, kami ucapkan terima kasih kepada mas Gibran dan masyarakat Surakarta yang memperhatikan kami untuk lancarnya perayaan Natal nanti tanggal 24 Desember malam dan tanggal 25 Desember. Semoga semua berjalan baik dan lancar," katanya.
Untuk memastikan anggota jemaah menerapkan jaga jarak, dikatakannya, yang boleh mengikuti ibadah di gereja hanya mereka yang sudah memegang tiket yang disediakan oleh pihak gereja.
"Jadi yang nggak pakai tiket nggak bisa masuk, untuk kuotanya 500 orang. Kalau situasi normal bisa sampai 2.500 orang, jadi ini hanya 20 persennya. Mereka (anggota jemaah) sudah mendaftar tiket sejak tiga minggu yang lalu, salah satu syaratnya mereka harus sudah vaksin kedua," katanya. Demikian dilansir Antara.