Michelle Obama Sebut Donald Trump adalah Presiden yang Salah
JAKARTA - Konvensi virtual Partai Demokrat 17 Agustus kemarin menjadi ajang para tokoh partai melancarkan kritikan tajam terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tak terkecuali mantan ibu negara Amerika Serikat, Michelle Obama.
Berbagai pembicara hadir dalam konvensi tersebut termasuk empat anggota Partai Republik dan mantan pesaing Joe Biden pada nominasi calon presiden Demokrat, Bernie Sanders. Pada kesempatan itu, semua pembicara mendesak para pemilih untuk bergabung dengan mereka mendukung Joe Biden sebagai presiden.
Setelah pembukaan momen yang paling ditunggu pun tiba, yakni penayangan video Michelle Obama yang menyampaikan dukungan kepada Biden. Melansir SCMP, Michelle cukup mengenal Biden karena dirinya mendampingi suaminya Barack Obama sebagai wakil presiden selama delapan tahun.
Dalam video tersebut Michelle juga melontarkan kritikan keras terhadap Trump. "Donald Trump adalah presiden yang salah untuk negara kita," katanya.
“Jadi jika Anda mengambil satu hal dari kata-kata saya malam ini adalah: jika anda berpikir segala sesuatunya tidak mungkin menjadi lebih buruk percayalah itu semua bisa, dan mereka akan melakukannya jika kita tidak membuat perubahan dalam pemilihan ini. Jika memiliki harapan untuk mengakhiri kekacauan ini, kita harus memilih Joe Biden seperti hidup kita bergantung padanya," tambah Michelle.
Demokrat mengkritik Trump karena penanganannya terhadap COVID-19, ketidakadilan rasial, dan ekonomi yang hancur. Sementara Sanders, seorang sosialis demokratik yang sempat menjadi saingan Biden untuk nominasi calon presiden, mengatakan "pada dasarnya, pemilihan ini adalah tentang menjaga demokrasi."
“Di tengah semua ini, kami memiliki seorang presiden yang bukan hanya tidak mampu mengatasi krisis ini, tetapi juga membawa kami ke jalan otoritarianisme,” kata Sanders, menyindir Trump.
Momen emosional
Partai Demokrat membatalkan rencana untuk menggelar konvensi langsung di Milwaukee karena pandemi COVID-19. Tantangan untuk mengadakan acara yang hanya berlangsung dengan pemutaran video dan pidato tanpa penonton langsung terlihat jelas, karena tidak ada emosi arena yang riuh.
Tapi momen-momen emosional tetap muncul. Salah satu pembicara, Kristin Urquiza, berbicara tentang ayahnya yang meninggal setelah tertular COVID-19.
"Ayah saya berusia 65 tahun dan sehat," katanya. "Satu-satunya yang sudah dia lakukan adalah mempercayai Donald Trump, dan untuk itu, dia membayar dengan nyawanya," tambahnya.
Sebagian besar anggota Partai Republik yang hadir pada konvensi Partai Demokrat juga mengkritik sikap Trump di masa lalu. Salah satunya yang menyampaikan kritik tersebut adalah mantan gubernur Ohio John Kasich. "Kami dibawa ke jalan yang salah oleh seorang presiden yang mengadu domba satu sama lain," kata Kasich.
“Saya adalah anggota Partai Republik seumur hidup, tetapi keterikatan itu menempati urutan kedua dari tanggung jawab saya terhadap negara saya. Itulah mengapa saya memilih untuk tampil di konvensi ini,” tambah Kasich.
Pada minggu lalu, Joe Biden menunjuk Kamala Harris sebagai calon wakil presiden bersamanya. Hal tersebut menjadikan senator California tersebut sebagai wanita kulit hitam dan Asia-Amerika pertama yang ikut pemilu dari partai politik besar.
"Saya telah memutuskan bahwa Kamala Harris adalah orang terbaik untuk membantu saya melakukan perjuangan ini untuk melawan Trump dan Mike Pence dan kemudian memimpin negara ini mulai Januari 2021," kata Biden dalam sebuah keterangan tertulis. Dengan latar belakang multirasial sebagai anak dari dua imigran, banyak orang percaya bahwa Harris bisa melengkapi Joe Biden sebagai simbol perubahan.