Kasus Pembunuhan yang Mengagetkan Jepang, 2 Dekade Berlalu dan Jejak Pelaku Semakin Jauh
JAKARTA - Sehari lagi di kala jutaan warga Jepang sudah bersiap merayakan malam pergantian Tahun Baru. Namun di Setagaya Ward Tokyo terjadi pembunuhan satu keluarga yang keji. Pembunuhan yang akhirnya bikin geger Jepang dan memulai wajah suram sejarah kriminal di negara itu.
Kejadian ini terjadi pada 30 Desember 2000, pukul 23.00 waktu Jepang. Diduga seorang pelaku masuk ke dalam rumah keluarga Mikio Miyazawa dari lantai dua.
Yang pertama ditemui adalah putra Mikio paling kecil, Rei yang kala itu berusia enam tahun dan sedang pulas tertidur. Kamar Rei memang paling dekat dengan jendela pintu masuk pelaku.
Tanpa ampun, pelaku langsung mencekik Rei hingga tewas. Rei belakangan jadi satu-satunya korban yang ditemukan tanpa ada luka tusuk maupun darah. Namun di ruangan ini juga jejak pelaku paling banyak ditemukan.
Dikutip dari ichi.pro, korban berikutnya diduga adalah sang ayah, Mikio. Polisi berasumsi sebelum penyerangan Mikio sedang bekerja di lantai satu. Mayatnya ditemukan di lantai satu, tepat di sebelah tangga. Dia memiliki banyak luka, terutama di daerah paha dan bokong, tetapi luka tusuk juga ditemukan di kedua lengan, dada, dan wajahnya. Penyebab kematiannya karena kehilangan banyak darah akibat luka tusuk di dada. Polisi menemukan pecahan pisau sashimi, senjata pembunuh di tengkoraknya.
Korban terakhir adalah istri Mikio, Yasuko dan putrinya Niina yang sedang tidur bersama di loteng dan dapat diakses dengan tangga lipat di lantai dua (dekat kamar mandi). Mereka ditikam beberapa kali, terutama di daerah wajah dan leher. Pertama dengan pisau sashimi yang rusak dan kemudian pisau dapur serba guna yang pasti pelaku dapatkan dari rumah ini.
Mungkin saat pelaku hendak mengambil pisau, Yasuko memutuskan untuk kabur bersama Niina. Berdarah banyak, dia memeluk Niina dan membawanya menuruni tangga. Kedua jenazah ditemukan berjongkok, dengan punggung bersentuhan.
Niina diasumsikan meninggal paling terakhir. Penyebab kematiannya ditentukan akibat cedera tulang belakang leher yang disebabkan oleh luka tusukan dari belakang. Selain itu, gigi pertama dan ketiganya ditemukan hilang yang menunjukkan bahwa dia tidak hanya ditikam tetapi juga dipukuli.
Polisi telah menemukan noda darah di kasur yang menunjukkan mereka diserang saat tidur. Sebuah tisu berlumuran darah tergeletak di lantai loteng, mungkin digunakan oleh Yasuko untuk menghentikan pendarahan Niina.
Apa yang sudah dimiliki Polisi Jepang dalam mengusut kasus yang terkenal dengan sebutan pembunuhan Keluarga Setagaya? Ada banyak. Polisi sudah memiliki lebih 16.000 informasi dari publik. Tapi siapa pelakunya, belum berhasil diringkus.
Baca juga:
- Ibu Miyazawa Sudah Berusia 89 Tahun Tapi Pembunuh Putra, Mantu dan 2 Cucunya 21 Tahun Lalu Belum Tertangkap
- Jejak Pelaku Pembunuhan Keluarga Setagaya yang Gegerkan Jepang Diduga Golongan Darah A dan Ibu Keturunan Eropa
- Usai Membunuh 1 Keluarga di Jepang, Pelaku Masih Sempat Main Komputer dan Makan Es Krim Sebelum Kabur
- 280 Ribu Polisi Sudah Ikut Mengusut, Tapi Pembunuhan Satu Keluarga Tahun 2000 Silam Belum Juga Terbongkar
Polisi memiliki banyak data mengenai si pembunuh -- semuanya -- kecuali siapa dia dan mengapa pelaku melakukan kejahatan yang begitu kejam. Pelaku meninggalkan DNA-nya di mana-mana. Dia meninggalkan pakaian di tempat kejadian. Dia meninggalkan senjata pembunuh. Dia bahkan menggunakan komputer korban dan makan empat es krim dari freezer mereka.
Yang tak kalah sadis, pelaku masih berdiam di dalam rumah selama berjam-jam saat keluarga itu sudah meninggal. Polisi menduga pelaku akhirnya pergi dari rumah ini di bawah pukul 10.00 keesokan hari atau tepat satu hari sebelum Jepang meninggalkan tahun 2000 dengan penuh kesedihan.