Akun Twitter PM Narendra Modi Diretas, Muncul Pesan Hoax India Mengadopsi Bitcoin dan Akan Mendistribusikan ke Warganya
JAKARTA - Akun Twitter Perdana Menteri India, Narendra Modi, sempat diretas dengan memunculkan pesan yang mengatakan India telah mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan akan mendistribusikannya ke semua warga negara, Minggu pagi, 12 Desember waktu setempat.
Tweet itu dengan cepat dihapus dan kantornya mengatakan bahwa akun itu telah diubah dengan sangat singkat. Ini adalah kedua kalinya akun Twitter Modi diretas.
Modi dikenal sebagai seorang tweeter yang produktif dan memiliki lebih dari 73 juta pengikut - paling banyak dari pemimpin dunia mana pun.
Tweet yang dihapus dari akun @narendramodi utamanya mengatakan pemerintah India telah secara resmi membeli 500 bitcoin dan "dan mendistribusikannya ke semua penduduk negara".
Tahun lalu, akunnya juga sempat diretas dan sebuah tweet dikirim untuk mendesak orang-orang untuk menyumbang ke dana bantuan Covid palsu.
Baca juga:
- Whatsapp Luncurkan Fitur Pembayaran Cryptocurrency di AS, Instan , Aman dan Tanpa Biaya
- Pengawas Mobil Jerman Izinkan Sistem Drive Pilot yang Dikembangkan Mercedes-Benz
- Gawat! Hacker Telah Mempublikasikan Data Vestas Setelah Muncul Serangan Ransomware November Lalu
- Situs Pemeringkat Alexa Bakal Dimatikan Amazon pada 1 Mei 2022, Peringkat Web Dianggap Tak Penting Lagi
Peretasan terbaru muncul ketika India bersiap untuk menindak perdagangan cryptocurrency yang sedang booming di negara itu, dengan undang-undang baru yang kemungkinan akan diajukan ke parlemen bulan ini.
Modi sendiri mengatakan bulan lalu bahwa cryptocurrency dapat "merusak masa muda kita"
Belum bisa diketahui berapa lama akun Twitter pribadi Modi, yang memiliki lebih dari 73 juta pengikut, diretas. Namun Twitter segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan akun yang disusupi tersebut setelah mengetahui aktivitas janggal, kata juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan email kepada Reuters.
Mereka juga menyatakan dari penyelidikan awal yang dilakukan, Twitter mengungkapkan tidak ada tanda-tanda akun lain yang terkena dampak saat ini.