Microsoft Sikat Peretas China yang Targetkan Curi Data di 29 Negara Melalui Situs Web
JAKARTA - Microsoft telah menguasai sejumlah situs web dari kelompok peretas yang didukung pemerintah China untuk menargetkan organisasi di 29 negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Unit Kejahatan Digital Microsoft (DCI) mengatakan bahwa pengadilan federal di Virginia telah memberikan perintah perusahaan untuk mengendalikan sebanyak 42 situs web dan mengarahkan lalu lintas ke server Microsoft.
"Situs web jahat ini digunakan oleh kelompok peretas yang disponsori negara dan dikenal sebagai Nickel, atau APT15, untuk mengumpulkan intelijen dari lembaga pemerintah, lembaga think tank, dan organisasi hak asasi manusia," ungkap Corporate Vice President di Microsoft Tom Burt.
Mengutip CNN Internasional, Rabu, 8 Desember, tindakan Microsoft adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh perusahaan teknologi AS dan lembaga pemerintah untuk mengekspos kampanye spionase digital yang canggih sebelum mereka melakukan terlalu banyak kerusakan.
Diakui Microsoft, ia telah melacak Nickel sejak 2016 dan mencatat bahwa metode kelompok peretasan adalah memasukkan malware yang sulit dideteksi untuk memfasilitasi intrusi, pengawasan, dan pencurian data.
Aktivitas Nickel terkadang menyelesaikan itu melalui jaringan pribadi virtual yang disusupi, data diperoleh dari serangan spear-phishing atau eksploitasi yang menargetkan Exchange Server dan sistem SharePoint lokal yang belum ditambal.
Baca juga:
- Jarang Digunakan, Nonaktifkan dan Hapus Ekstensi di Google Chrome Anda dengan Cara Ini
- Cara Menambahkan Stiker Anime di Telegram, Kirim Pesan Jadi Lebih Menyenangkan
- Regulator AS Awasi Merger Media Sosial Trump dan SPAC, Sampai Minta Riwayat Chat!
- Teknologi Chipsetnya Lebih Unggul, Samsung Sikat Pasar TSMC Tanpa Ampun
Sayangnya, Microsoft enggan membuka siapa saja organisasi yang ditargetkan dalam kampanye peretasan ini. Tetapi raksasa teknologi itu mengatakan peretas China memiliki sejarah mencoba mengumpulkan data sensitif dari organisasi diplomatik dan kementerian luar negeri di seluruh Amerika Utara dan Selatan, serta di Eropa dan Afrika.
Pada tahun 2017, para peretas China melanggar kontraktor pemerintah Inggris untuk mencari informasi tentang teknologi militer, dan mencuri dokumen sensitif dalam prosesnya.
Dalam kasus terbaru ini adalah contoh terbaru tentang bagaimana Microsoft dan perusahaan teknologi kuat lainnya mengungkapkan fakta bahwa mata-mata asing terkadang menggunakan infrastruktur AS dalam upaya peretasan mereka.
Image Credit: Mika Baumeister / Unsplash
Link:
https://edition.cnn.com/2021/12/06/politics/microsoft-china-hacking-court-order/index.html
Bucket Files:
public/buckets/Dec2021/31491_20211208095702_1.jpeg