Pengunjuk Rasa Tewas Ditabrak, PBB Tegur Keras Rezim Militer Myanmar: Mereka Harus Dimintai Pertanggungjawaban

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan Myanmar untuk meminta pertanggungjawaban siapa pun yang menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil tak bersenjata setelah pasukan keamanan menabrakkan mobil ke pengunjuk rasa anti-kudeta yang menewaskan lima dari mereka, menurut media dan saksi.

Foto-foto dan video yang diunggah di media sosial menunjukkan sebuah kendaraan yang melaju kencang, menabrak sekelompok pengunjuk rasa anti-kudeta pada Hari Minggu di kota utama Yangon dengan mayat-mayat tergeletak di jalan. Saksi mata mengatakan kepada Reuters, puluhan orang terluka.

"Mereka yang bertanggung jawab atas penggunaan dan pengerahan kekuatan yang tidak proporsional terhadap warga sipil tak bersenjata harus dimintai pertanggungjawaban," ungkap Ramanathan Balakrishnan, koordinator residen PBB di Myanmar, dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 6 Desember.

Sementara itu, portal berita Myanmar Now mengatakan insiden itu terjadi beberapa menit setelah 'flash mob' orang-orang yang memprotes kudeta militer 1 Februari. Selain sedikitnya lima orang tewas, 15 orang ditangkap, surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah mengatakan, pasukan keamanan membubarkan 'kerusuhan yang melanggar hukum' serta menangkap delapan pengunjuk rasa.

Selain itu, surat kabar tersebut mengatakan tiga orang terluka tetapi tidak menyebutkan kematian dan mengatakan mereka yang ditangkap akan menghadapi tindakan hukum.

Kedutaan Besar Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "mengerikan dengan laporan bahwa pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah, berlari, dan membunuh beberapa pengunjuk rasa yang damai".

Protes anti-militer belum berhenti, meskipun lebih dari 1.300 orang tewas sejak penggulingan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada Februari, diikuti kembali berkuasanya militer.

Salah satu pengunjuk rasa pada Hari Minggu mengatakan, dia jatuh setelah ditabrak kendaraan sebelum melarikan diri.

"Seorang tentara memukuli saya dengan senapannya, tetapi saya melawan dan mendorongnya kembali. Kemudian dia langsung menembak saya ketika saya lari dengan pola zig-zag," pemrotes, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan kepada Reuters melalui telepon.

Mobil yang mengangkut tentara menabrak massa dari belakang, kata dua saksi. Tentara mengejar pengunjuk rasa yang berhamburan menangkap dan memukuli beberapa orang. Beberapa terluka dengan luka di kepala dan tidak sadarkan diri, menurut para saksi.

Seorang juru bicara militer tidak menanggapi upaya Reuters untuk menghubunginya guna mengomentari insiden tersebut.

Sebelumnya, militer mengatakan pengunjuk rasa yang terbunuh memicu kekerasan. Dikatakan mereka melakukan kudeta karena pemilihan November tahun lalu yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi telah dicurangi.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.