Instruksi Jokowi ke Polri: Kawal Presidensi G20, Kita Negara Berkembang Pertama yang Jadi Ketua G20
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan instruksi kepada Polri untuk mengawal jalannya presidensi G20 di Indonesia. Jokowi ingin agar semua rangkaian acaranya berjalan baik. Sebab, menurut dia, ini menunjukkan wajah Indonesia kepada dunia.
"Agenda yang kedua yang juga perlukita kawal yaitu presidensi G20. Ini adalah wajah Indonesia dan kita adalah negara berkembang pertama yang menjadi ketua G20," tuturnya dalam Apel Kepala Kesatuan Wilayah, Jumat, 3 Desember.
Jokowi juga mengingatkan bahwa G20 forum global yang di dalamnya ada negara-negara dengan produk dometik bruto (PDB), dan growth domestic product (GDP) yang besar di dunia. Karena itu, Indonesia harus menjaga kehormatan dan kepercayaan yang diberikan sebagai tuan rumah presidensi G20.
"Pendapatan domestik bruto yang gede. Amerika ada di situ, China ada di situ, Rusia ada di situ, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, Brasil, Australia ada di situ. Negara-negara gede semuanya. Arab Saudi ada distu, Korea, Jepang ada di situ," tuturnya.
"Kita sudah berada di dalamnya sehingga harus menjaga betul-betul kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada negara kita Indonesia. Sehingga sekali lagi, harus kita jaga betul. Jangan sampai ada letupan sekecil apapun yang berkaitan dengan keketuaan kita di G20. Kemarin sudah dimulai, karena ada 150 meeting di dalam kegiatan G20 ini. Meeting-meeting besar," ucapnya.
Sejak 1 Desember 2021, Indonesia secara resmi menjadi Presidensi G20 hingga 30 November 2022, meneruskan estafet keketuaan dari Italia.
Baca juga:
G20 merupakan forum global yang beranggotakan 19 negara dan satu Uni Eropa. Forum yang terbentuk sejak 1999 menyumbang hingga 80 persen Produk Domestik Bruto dunia dan 75 persen ekspor dunia.
Presidensi G20 mengusung tema Recover Together, Recover Stronger sedangkan tiga topik utama yang akan diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia adalah, Sistem Kesehatan Dunia; Transformasi Ekonomi dan Digital dan Transisi Energi.
Rangkaian Pertemuan G20 Presidensi 2022 berjumlah 150 acara yang terdiri dari Pertemuan Working Groups, Engagement Groups, Deputies/Sherpa, Ministerial, dan KTT G20, serta Side Events.
Dari aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung yang diproyeksikan dapat tercapai dengan menjadi Presidensi G20 khususnya pertemuan fisik antara lain adalah peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.