Bela Risma yang Dikritik karena Paksa Anak Tuna Rungu Bicara, PDIP: Agar Mereka Mampu Ungkapkan Ekspresi
JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan rekam jejak Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk memperjuangkan kaum difabel terlihat jelas dan telah terbukti.
Hal ini disampaikan untuk menanggapi kritikan masyarakat luas terhadap mantan Wali Kota Surabaya karena memaksa seorang tuna rungu, yaitu Stefanus berbicara saat rangkaian Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI).
"Apa yang dilakukan Ibu Risma adalah agar mereka mampu mengungkapkan seluruh ekspresinya dan kemudian menjadi sempurna karena karya dan daya ciptanya tentu tak perlu diragukan," kata Hasto usai acara peringatan HUT ke-17 Repdem di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 3 Desember.
Dia menegaskan apa yang terjadi pada momen penghargaan lelang lukisan itu hanya kesalahan komunikasi. Sehingga, Hasto meminta seluruh pihak untuk lebih luas melihat rekam jejak Risma selama menjabat.
Apalagi, selama ini kadernya itu terus mengedepankan semangat kemanusiaan yang berkeadilan agar penyandang disabilitas setara dan bisa berprestasi.
"Selama ini Ibu Risma dikenal publik telah mengangkat mereka setara, dengan membangun mereka agar memiliki semangat juang," tegas Hasto.
“Diperlakukan dengan setara itu yang lebih penting, bukan dikasihani. Tapi setara dengan memberi motivasi untuk menjadi warga negara Indonesia yang bangga dan justru mengangkat mereka hingga mampu menciptakan daya lebih dibanding yang lain. Terutama kesehatan mental, keteguhan dalam perjuangan. Itu yang dibangun Ibu Risma,” imbuhnya.
Baca juga:
Hasto juga mengingatkan Risma adalah salah satu sosok yang memberi dorongan ketika PDI Perjuangan memberikan penghargaan kepada para atlet berprestasi di Paralimpiade beberapa waktu lalu.
“Sehingga PDIP sebagai satu-satunya partai yang mendorong kebijakan berpihak pada disabilitas. Ketika Paralimpiade, karena dorongan Ibu Risma, kita berikan apresiasi pada disabilitas yang menunjukkan daya prestasinya,” pungkasnya.