Lapor Pak Kapolri! Polda NTB Butuh 5 Kali Lipat Personel Pengamanan Darat, Udara Laut di MotoGP Mandalika

NTB - Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal mengungkapkan, pengamanan ajang MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika membutuhkan 5 kali lipat kekuatan dari perhelatan balap Asia Talent Cup (ATC) dan World Superbike (WSBK) 2021 yang berlangsung pada periode November lalu.

"Karena nantinya akan ada 10 kali lipat pengunjung yang hadir, oleh karena itu, saya akan lapor Kapolri bahwa NTB butuh kekuatan tambahan 5 kali lipat untuk backup pengamanan," kata Iqbal yang ditemui saat acara syukuran HUT Ke-71 Korps Polairud di Mataram, Antara, Rabu, 1 Desember.

Kekuatan tambahan, jelasnya, mengutamakan di wilayah perairan dan udara. Pertimbangannya, dilihat dari perkiraan kunjungan kapal-kapal skala besar yang akan berlabuh.

Iqbal menjelaskan, tujuan penambahan kekuatan pengamanan bukan hanya mencegah tindak kriminalitas dan pemeliharaan keamanan, namun juga membantu kemudahan para pengunjung, pembalap beserta tim dan pihak penyelenggara mengakses ke lokasi sirkuit.

Terkait kesiapan penunjang kerja lapangan yang ada saat ini, Direktur Polairud Polda NTB Kombes Kobul Syahrin Ritonga mengungkapkan, dirinya mengomando 146 personel.

Untuk fasilitas di lapangan yang ada saat ini, berupa 4 unit kapal polisi tipe C2 dan 6 unit kapal polisi tipe C3. Kedua tipe kapal polisi tersebut masuk dal kapasitas daya pemburu cepat.

"Selain kapal tipe C3 dan C2, kami juga diberikan tambahan kapal berdaya kecepatan tinggi tipe RIB For Intercept and Equipment. Tahun ini dikasih 2 unit. Ada juga Ship Tender, 3 unit," kata Kobul.

Tahun 2021, lanjutnya, Ditpolairud Polda NTB juga banyak menerima alat materi khusus (almatsus) untuk menunjang kemampunan personel dalam penanganan di dasar laut.

Almatsus tersebut berteknologi tinggi. Ada salah satunya bekerja dengan sistem berbasis robotika. Almatsus ini mampu masuk ke dalam air hingga 300 meter. Robot dengan kelengkapan kamera ini pantau ini disebut "Remotely Operated Underwater Vehicle" (ROUV).

"Jadi alat ini bisa mendeteksi dan memantau di bawah laut. Sistemnya bekerja dengan kendali remote control (kendali jarak jauh)," ujarnya.

Ada juga alat serupa namun fungsinya berbeda, yakni untuk mengevakuasi korban tenggelam. Daya tampungnya, kata dia, dua orang. Radius kendali jarak jauhnya bisa sampai 300 meter.

"Alat ini seperti pelampung, tetapi pakai remote control. Kalau dulu kan pakai lempar tali, ini tidak perlu lagi," kata Kobul.

Untuk mengevakuasi korban yang berada dalam air juga ada. Alat tersebut bernama underwater scooter". Alat ini dilengkapi dengan sarana selam full face.

"Dengan alat selam itu, penyelam bisa komunikasi dengan penyelam lain, tidak perlu pakai kode tapi langsung bicara komunikasi dengan penyelam di bawah laut maupun operator kapal," ucapnya.

Dari beragam fasilitas penunjang kerja ini, Kobul meyakinkan bahwa anggotanya sudah menguasai bahkan terlatih dalam pengoperasiannya.

"Tahun ini saja sudah ada 20 personel kami yang dipanggil ke Jakarta untuk mengikuti peningkatan kemampuan. Sepulangnya mereka juga menularkan ilmu pelatihan kepada seluruh personel lainnya," kata dia