BNPT: Tokoh Agama Jadi Pintu Masuk dan Keluar Radikalisme dan Terorisme
JAKARTA - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakhid mengatakan tokoh agama dapat menjadi pintu masuk sekaligus pintu keluar bagi radikalisme dan terorisme di Indonesia.
"Tokoh agama itu menjadi pintu masuk sekaligus potensial menjadi pintu keluar untuk radikalisme dan terorisme," ujar R Ahmad Nurwakhid dikutip Antara, Selasa, 30 November.
Tokoh agama sebagai pintu masuk radikalisme dan terorisme, jelas dia, dapat dilihat dari indeks potensi radikalisme berdasarkan survei BNPT di tahun 2019 yang bernilai 38 persen.
Menurut Nurwakhid, persentase itu tidak terlepas dari keberadaan konten-konten keagamaan bermuatan intoleran dan radikal di media sosial yang mencapai kisaran 67 persen.
Namun saat pandemi COVID-19, tepatnya pada awal 2020, ketika masyarakat diharuskan beradaptasi dengan dunia digital, indeks tersebut menurun hingga mencapai angka 12,2 persen.
Temuan itu, sambung Nurwakhid ternyata disebabkan oleh semakin masifnya penggunaan media sosial oleh para tokoh agama.
"Mereka masif melakukan dakwah melalui media sosial, seperti YouTube dan Instagram," jelas Ahmad Nurwakhid.
Para tokoh agama, seperti ulama, kiai, dan guru mengimbangi konten-konten agama bermuatan intoleran dan radikal dengan konten agama yang moderat.
Baca juga:
- Kelompok Pendukung Khilafah Masih Ada, Menag Yaqut Dorong PA GMNI Jadi Lokomotif 'Perlawanan'
- KPK Dalami Catatan Keuangan PT Adimulia Agrolestari Cari Aliran Uang ke Bupati Kuansing
- Ingatkan Pengawasan Ekstra Hadapi Varian Omicron, Puan Maharani: Aturan Karantina Tak Boleh Hanya di Atas Kertas
- Libur Natal-Tahun Baru, Jakarta Bakal Dibuat Sepi
Dengan begitu, para tokoh agama tersebut menurut Nurwakhid menjadi pintu keluar bagi radikalisme ataupun terorisme di Indonesia.
"Ini semua yang menjadi ujung tombak, terutama radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama adalah tokoh agama," tegas Nurwakhid.
R Ahmad Nurwakhid pun mengatakan BNPT telah membentuk Gugus Tugas Pemuka Agama di Indonesia.
"BNPT juga membentuk Gugus Tugas Pemuka Agama, baik itu terdiri dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) maupun Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK)," ungkap dia.
Selain itu, BNPT berpartisipasi aktif mendukung tokoh agama untuk menjadi pintu keluar radikalisme dan terorisme.
Dia juga mengatakan hal lain yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pengaruh radikalisme dan terorisme di Indonesia adalah "vaksinasi" ideologi Pancasila kepada seluruh elemen masyarakat.
Vaksinasi tersebut, jelasnya, dilakukan melalui penanaman nilai-nilai Pancasila, wawasan kebangsaan, dan ajaran agama yang moderat sehingga masyarakat memiliki kekebalan dari paparan radikalisme dan terorisme.