Timpangnya Jumlah Penerima Vaksin COVID-19 di Dunia, Jokowi: Padahal Lebih 100 Juta Dosis Ada yang Tak Terpakai dan Kedaluwarsa
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kesenjangan akses vaksin COVID-19 di dunia masih lebar. Padahal di seluruh dunia, sudah ada miliaran dosis vaksin yang disuntikkan.
"Saat ini lebih dari 7,6 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan di seluruh dunia namun kesenjangan akses terhadap vaksin masih lebar," katanya seperti dikutip dari akun Twitter resmi @jokowi pada Sabtu, 27 November.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengungkap jumlah penerima vaksin di negara miskin jauh lebih sedikit dibanding dengan negara kaya. Perbedaan ini cukup terlihat karena di negara kaya, hampir sebagian populasinya telah mendapat disuntik meski baru dosis pertama.
"Sebanyak 64,99 persen populasi kaya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara di negara miskin baru 6,48 persen," ujar Jokowi.
Melihat kondisi ini, Jokowi kemudian mengajak para pemimpin negara Asia dan Eropa untuk bekerja sama termasuk melakukan pembagian dosis vaksin atau dose-sharing. Hal ini perlu dilakukan untuk mencapai target vaksinasi WHO.
Sebab, jika kondisi yang disebutkannya terus terjadi maka berakibat target WHO akan sulit diraih. Tak hanya itu, Jokowi juga mengingatkan kemungkinan terbuangnya ratusan juta dosis vaksin COVID-19 karena kedaluwarsa.
"Target vaksinasi WHO sulit tercapai karena diperkirakan hampir 80 negara tidak mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di akhir tahun 2021. Pada saat yang sama, lebih dari 100 juta dosis vaksin di negara G7 tidak terpakai dan kedaluwarsa," jelasnya.
"Karena itulah, pada KTT Asia-Europe Meeting ke-13 secara virtual, kemarin, saya mengajak para pemimpin negara Asia dan Eropa untuk bekerja sama," imbuh Jokowi.
Selain dose-sharing, dia juga mengajak seluruh pemimpin negara Asia dan Eropa meningkatkan produksi dan penerima vaksin COVID-19.
"Dose-sharing harus digalakkan, produksi vaksin dinaikkan, dan kapasitas penyerapan negara penerima vaksin ditingkatkan," pungkasnya.
Baca juga:
- Varian Baru COVID-19 Asal Afrika Selatan Dinamai Omicron, WHO Minta Tidak Terburu-buru Terapkan Pembatasan
- Menkes Terus Pantau Daerah yang Mulai Merangkak Naik Kasus COVID-19
- Satgas: 93,1 Juta Warga Indonesia Sudah Terima Vaksin Dosis Kedua
- Kemenkominfo: Ancaman Hoaks dan Disinformasi Masih Membayangi Generasi Muda Indonesia