Indonesia Lepas 49 Persen Saham Bandara Kualanamu ke Asing, Stafsus Erick Thohir Sebut Negeri Ini Masih Untung Triliunan
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat dua keuntungan yang didapat PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II dari pelepasan 49 persen saham pada perusahaan asing asal India-Prancis, GMR Airport Internasional. Sementara, AP II memiliki 51 persen sahamnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa pelepasan saham tersebut dalam bentuk kerja sama pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kata Arya, skema kerja sama perusahaan pelat merah dengan GMR Airport International menggunakan skema bangunan guna serah atau build operate transfer (BOT). Dari kerja sama ini, ada dua keuntungan yang didapat.
"AP II akan mendapatkan dua keuntungan, akan mendapatkan dana segar sebesar Rp1,58 triliun dari GMR dan pembangunan Kualanamu yang berasal dari GMR senilai Rp56 triliun dengan tahap pertama sebesar Rp3 triliun," katanya kepada wartawan, Jumat, 26 November.
Arya mengatakan bahwa dana yang diperoleh AP II sebesar Rp1,58 triliun tersebut dapat digunakan untuk membangun infrastruktur bandara lain yang berada dibawah pengelolaan perseroan.
"Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset. Bahkan asetnya membesar berkali-kali lipat," jelasnya.
Baca juga:
Sekadar informasi, GMR Airport Consortium tercatat sebagai Mitra strategis AP II untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu. GMR Airport Consortium dipilih menjadi mitra setelah melakukan serangkaian proses tender secara profesional dan transparan.
Kata Arya, kerja sama dengan skema BOT ini jangka waktunya selama 25 tahun. Setelah kontrak kerjasama berakhir, maka seluruh aset tetap dikembalikan kepada AP II.
"Jadi, aset tersebut tetap milik AP II bukan dijual asetnya. Keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset," tegasnya.