Ditodong Bos PLN Kembangkan Mobil Listrik Lebih Masif, Menko Airlangga: Mobil Apapun yang Penting Ujungnya Ramah Lingkungan
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi usulan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini untuk semakin meningkatkan upaya produksi kendaraan listrik.
Dikatakan Airlangga, memang benar pemerintah mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap isu-isu lingkungan, termasuk diantaranya yang berkaitan dengan sektor otomotif.
Namun demikian, dia menilai perlu dipikirkan pula keseluruhan ekosistem yang ada di dalam sektor tersebut agar tidak menimbulkan shock di kemudian hari. Terlebih, hakikat penggunaan mobil listrik adalah untuk mencapai emisi rendah sesuai dengan target yang diinginkan.
“Kemarin sudah disampaikan oleh Bapak Presiden saat meninjau GIIAS,( mobil apapun) yang paling penting ujungnya itu adalah ramah lingkungan atau emisi rendah,” ujar dia saat menjadi narasumber Kompas CEO Forum 2021 yang disiarkan secara virtual, Kamis, 18 November.
Menurut Airlangga, upaya nyata yang telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan emisi karbon di sektor otomotif adalah melalui penggunaan material hijau pada jenis bahan bakar tertentu.
“Indonesia sudah menurunkan (emisi karbon) dari diesel dengan penggunaan B30,” tuturnya.
Baca juga:
Sebelumnya dalam forum yang sama, Dirut PLN Zulkifli Zaini mendorong pemerintah untuk segera merealisasikan penggunaan kendaraan listrik secara lebih masif. Keinginan itu disampaikan Zulkifli dengan asumsi produksi listrik nasional yang sudah cukup mapan.
“Dapat saya sampaikan jika produksi listrik tahun ini sudah sangat mencukupi. Untuk tahun depan bahkan ada potensi surplus,” katanya.
Adapun, hal lain yang diutarakan bos PLN adalah meminta pemerintah untuk memberi lebih banyak lagi insentif fiskal bagi kendaraan listrik agar harga jual dipasaran dapat semakin terjangkau masyarakat.
Asal tahu saja, data Kementerian ESDM menyebut bahwa bahwa energi fosil masih menjadi penyokong utama pembangkit listrik di Indonesia dengan persentase 85,3 persen. Dari angka ini, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). menjadi yang terbanyak membakar batu bara dengan kontribusi 49,6 persen nasional.