Karena Tingkat Vaksinasi di Aceh Masih Rendah, Wapres Wanti-wanti Penularan Varian Baru COVID-19
JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Pemprov Aceh meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan varian baru COVID-19, Delta AY.4.2. Apalagi varian tersebut sudah terdeteksi masuk ke Malaysia dan Singapura.
"Dengan adanya varian baru, bahkan sudah sampai ke Malaysia dan Singapura, ini sudah dekat dengan Aceh. Oleh karena itu, ini harus diwaspadai," kata Wapres Ma’ruf Amin saat memimpin rapat di Kantor Gubernur Aceh, Selasa 16 November.
Wapres mengimbau seluruh masyarakat Aceh untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan serta mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Wapres menyayangkan capaian vaksinasi Aceh yang termasuk rendah di Indonesia.
"Aceh termasuk salah satu provinsi yang tingkat vaksinasinya masih rendah dari tujuh provinsi. Memang ini harus didorong betul. Penerapan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi secara masif merupakan bagian daripada upaya pengendalian kita," katanya menegaskan.
Sebelumnya diberitakan capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama di Provinsi Aceh tercatat masih rendah. Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto pada hari Senin (25/10) menyebutkan empat provinsi yang tercatat rendah tersebut ialah Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Barat, dan Papua.
Baca juga:
- Polri Pastikan Pemberantasan Mafia Tanah Terus Berjalan
- TKW Diperas di Wisma Atlet, Polisi Sebut Pelaku Bukan Petugas Resmi, dan Sudah Meringkuk di Sel
- Bobby Nasution Siapkan Layanan Pengaduan Pungli di Medan, Dipuji Ketua Saber Sumut Tegas Copot Lurah
- Hotline Pengaduan Polantas Nakal, Polda Metro Jaya Terima 300 Laporan
"Bapak Presiden memberi catatan khusus untuk Papua, Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Barat untuk terus ditingkatkan karena mereka terendah di level 24—33 persen," kata Airlangga dalam keterangannya.
Terkait dengan varian baru virus corona Delta AY.4.2. atau Delta Plus di Malaysia, Kementerian Kesehatan Malaysia mengonfirmasi dua kasus tersebut pada tanggal 6 November 2021.
Kedua kasus infeksi tersebut ditemukan pada dua pelajar Malaysia yang baru kembali dari Inggris. Inggris termasuk salah satu negara yang mendominasi penularan virus tersebut hingga 96 persen dari total infeksi di berbagai negara di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) menyatakan varian Delta Plus tersebut telah terdeteksi di 42 negara, antara lain Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.