BPS: Sektor Pertanian Masih Tangguh di Tengah Tekanan Pandemi COVID-19
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja sektor pertanian justru tumbuh positif di tengah tekanan pandemi COVID-19. Pertanian juga menjadi satu-satunya sektor dari lima penyangga utama produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh positif sepanjang periode kuartal II 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kontribusi pertanian naik menjadi 15,46 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan kontribusi periode yang sama tahun lalu sebesar 13,57 persen.
Meski begitu, Suhariyanto mengatakan, secara umum struktur PDB Indonesia pada kuartal II tidak banyak berubah. Dia menjelaskan, 65 persen perekonomian dipengaruhi oleh lima sektor utama yaitu industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Namun, dia mengatakan, dari kelima sektor penopang ini, hanya pertanian yang tumbuh positif. Sedangkan empat sisanya mengalami kontraksi akibat pandemi COVID-19.
"Jadi pergerakan di lima sektor ini akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sayangnya pada kuartal II 2020 hanya satu yang tumbuh positif yaitu pertanian," ucapnya, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 5 Agustus.
Baca juga:
Menurut Suhariyanto, jika dibandingkan dengan kuartal I 2020, sektor pertanian tercatat tumbuh sebesar 16,24 persen. Pertumbuhan sektor ini banyak dipengaruhi oleh pergeseran masa panen raya tanaman pangan yang tahun lalu jatuh pada Maret menjadi April dan Mei pada tahun ini.
Sementara itu, Suhariyanto menjelaskan, dari 17 lapangan usaha yang ada, hanya ada tiga lapangan usaha atau sektor yang masih tumbuh positif. Ketiganya adalah pertanian, informasi dan kominikasi, dan pengadaan air.
Suhariyanto mengatakan, akibat kontraksi yang dalam, kontribusi sektor transportasi dan pergudangan justru turun dari 5,57 persen pada kuartal II 2019 menjadi 3,57 persen pada kuartal II 2020.
"Kontraksi yang paling dalam bisa dilihat terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan," katanya.