Kominfo Minta KreditPlus Tindaklanjut Kasus Kebocoran Data 819.976 Nasabah
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menanggapi dugaan kebocoran data nasabah KreditPlus di forum hacker. Sama halnya dengan kasus Tokopedia, Kominfo meminta pihak pengelola untuk melakukan investigasi internal.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pihaknya telah meminta klarifikasi dan laporan dari pengelola KreditPlus atas dugaan data breach yang mengakibatkan kebocoran data nasabah.
"Kami sudah bersurat ke Kreditplus untuk mengklarifikasi hal itu sekaligus melaporkan ke Kominfo terkait isu kebocoran ini," ungkap Semuel dalam keterangan resminya, Selasa 4 Agustus.
Baca juga:
Pria yang akrab disapa Semmy ini menegaskan bahwa sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), KreditPlus memiliki kewajiban untuk memenuhi Standar Pelindungan Data Pribadi yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, serta Peraturan Menteri Kominfo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik.
Tidak hanya itu, meminta KreditPlus untuk melakukan investigasi menyeluruh guna menjamin keamanan data pengguna. Semuel pun mengimbau masyarakat tetap menjaga keamanan akun masing-masing.
"Masyarakat sebaiknya rutin mengganti password dan tidak mudah percaya dengan pihak lain yang meminta password maupun kode OTP," ujar Semmy.
Sebelumnya diberitakan, data KreditPlus sebenarnya sudah lama dibagikan pada pertengahan Juli lalu. Tepatnya 16 Juli dan diupload oleh anggota raid forums dengan nama “ShinyHunters."
Pengguna yang ingin melihat data yang bocor tersebut diharuskan untuk membayarnya terlebih dahulu. Setelah membayarnya nanti akan diarahkan untuk mendowload file berisi ratusan ribu data pelanggan kreditplus tersebut.
Setelah file dibuka, akan muncul 819.976 data nasabah mulai dari nama, KTP, email, status pekerjaan, alamat, data keluarga penjamin pinjaman, tanggal lahir, nomor telepon, dan lainnya.