Bankir hingga Pemuka Agama Ethiopia Ditangkapi, Dicurigai Terkait dengan Pasukan Pemberontak TPLF
JAKARTA - Pihak berwenang Ethiopia telah menangkap orang-orang Tigrayan yang terkenal, dari CEO bank hingga pendeta, serta staf Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penumpasan massal terhadap tersangka pendukung pasukan utara yang memberontak, menurut orang-orang yang terkait dengan para tahanan.
Polisi membantah menargetkan kelompok etnis Tigrayan, mengatakan mereka yang ditangkap diyakini memiliki hubungan dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), yang telah memerangi pemerintah pusat selama setahun.
Perang telah menewaskan ribuan orang, memaksa lebih dari dua juta orang meninggalkan rumah mereka, menyedot pasukan dari negara tetangga Eritrea dan menyebabkan ratusan ribu orang kelaparan. Pertempuran telah menyebar ke wilayah tetangga Afar dan Amhara, mengancam stabilitas Ethiopia dan Tanduk Afrika yang lebih luas.
Ethiopia mengumumkan keadaan darurat pekan lalu ketika, pasukan Tigrayan bergerak ke selatan menuju ibu kota Addis Ababa. Itu memungkinkan penahanan tanpa batas waktu dan mengharuskan warga untuk membawa kartu identitas yang dapat menunjukkan asal etnis.
Sementara, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Hari Selasa setidaknya 16 staf dan tanggungan Ethiopia ditahan tetapi belum menyebutkan etnis mereka. Pada hari Rabu, dikatakan sembilan orang masih ditahan.
Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia mengatakan penangkapan orang-orangTigrayan, gelombang terbaru yang didokumentasikan oleh Reuters, setidaknya mencapai ratusan, termasuk orang tua dan ibu dengan anak-anak.
Penahanan itu "di luar kendali", kata seorang pejabat senior Ethiopia kepada Reuters, seperti dikutip 11 November. Dia meminta anonimitas karena takut akan pembalasan.
Juru bicara pemerintah Legese Tulu tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters. Sementara, juru bicara polisi federal Jeylan Abdi mengatakan dia tidak berwenang untuk mengomentari penahanan. Sebelumnya, juru bicara polisi Addis Ababa Fasika Fante mengatakan pekan lalu, mereka yang ditahan "langsung atau tidak langsung" mendukung TPLF.
Jaksa Agung Gedion Timotheos tidak menanggapi permintaan komentar tetapi sebelumnya mengatakan kepada Reuters, sistem peradilan berisi pemeriksaan dan keseimbangan untuk memastikan orang yang tidak bersalah dibebaskan.
Pada Hari Selasa, polisi menahan Daniel Tekeste, CEO Tigrayan Lion Bank bersama dengan lima staf lainnya, seorang karyawan bank mengatakan kepada Reuters, menambahkan mereka dibebaskan malam itu juga.
Seorang manajer cabang di bank swasta lain mengatakan, seorang polisi mengunjungi kantornya di ibukota pada hari Selasa dan bertanya apakah ada orang Tigrayan yang bekerja di sana. Manajer mengatakan dia memberi tahu petugas bahwa dia tidak memiliki informasi itu, dan dia pergi.
Tiga anggota tingkat tinggi dari mantan pemerintahan Tigray yang ditunjuk federal ditahan pekan lalu tetapi kemudian dibebaskan, kata satu orang, menambahkan bahwa banyak pejabat pemerintah daerah Tigray tingkat bawah dan menengah masih ditahan.
Terpisah, Abraha Desta, mantan anggota tingkat kabinet pemerintahan Tigrayan yang pernah menjadi kritikus terkemuka TPLF, ditangkap pada Oktober setelah secara terbuka mencela penangkapan orang Tigrayan.
Seorang anggota Tigrayan dari Partai Kemakmuran yang berkuasa dipanggil untuk menghadiri pertemuan pada hari Senin di distrik Kirkos di ibukota dan kemudian ditangkap, kata temannya kepada Reuters.
Sebuah daftar yang disusun oleh seorang imam yang dipenjara dan diberikan kepada seorang anggota keluarga mengatakan, 37 imam dan pekerja keagamaan telah ditangkap dari empat gereja di ibu kota. Gereja Ortodoks Ethiopia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Terpisah, Tadele Gebremedhin, seorang pengacara Tigrayan yang menangani kasus wartawan yang ditahan dan pejabat senior TPLF, ditangkap di rumahnya pada 4 November, kata seorang rekan. Dia tetap di penjara.
Namun, sebagian besar penangkapan yang dilaporkan kepada Reuters bukanlah warga negara terkemuka. Seorang warga Addis Ababa mengatakan tiga teman Tigrayan - seorang bartender dan dua broker real estate - ditangkap pekan lalu.
Polisi berseragam dan pria berpakaian preman menangkap bartender di Aarabon Cafe, kata pria itu, sementara polisi menangkap para calo pada malam hari di rumah mereka.
Seorang juru bicara PBB mengatakan bahwa selain 16 staf dan tanggungan, 72 pengemudi yang dikontrak oleh Program Pangan Dunia (WFP) PBB juga ditangkap di Semera, ibu kota wilayah Afar.
"Mereka yang ditahan adalah warga Etiopia yang melanggar hukum," kata juru bicara pemerintah Legesse tentang staf PBB pada Selasa. Dia tidak membalas panggilan untuk mengomentari pengemudi.
Pemerintah sebelumnya menuduh kelompok bantuan mempersenjatai pasukan Tigrayan tetapi tidak pernah memberikan bukti.
Bulan ini, Tigrayan bergabung dengan kelompok bersenjata lain, Tentara Pembebasan Oromo. Keduanya mengancam akan menyerang ibu kota atau merebut koridor transportasi yang menghubungkan Ethiopia yang terkurung daratan dengan pelabuhan utama di kawasan itu.
Perang berakar pada perebutan kekuasaan antara Perdana Menteri Abiy Ahmed dan TPLF, yang mendominasi politik selama tiga dekade, hingga ia menjabat pada 2018 dan mengekang kekuasaannya.
Terlepas dari masalah yang terjadi, Amerika Serikat mendesak diakhirinya opsi militer, memperhatikan akses bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata.
"Ada kesempatan, saya harap, bagi semua orang untuk mundur, duduk, menghentikan apa yang terjadi di lapangan, dan akhirnya, menghasilkan gencatan senjata, memiliki akses bantuan kemanusiaan dan dari waktu ke waktu untuk merundingkan kesepakatan, resolusi politik yang lebih tahan lama," ujar Menteri Luar Negeri Antony Blinken kepada wartawan.