4 Tipe Burnout dan Cara Mengatasi Menurut Pakar
JAKARTA – Burnout ditandai dengan perasaan lelah, tidak semangat kerja, dan kinerja menurun. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ketiga aspek yang menandai burnout tersebut, perasaan lelah yang paling umum dialami pada situasi lain termasuk dalam kehidupan sosial, hubungan asmara, dan keluarga.
Menurut Selina Barker, penulis buku Burnt Out dan pelatih kehidupan, setiap orang menunjukkan kelelahan dengan cara yang berbeda.
“Ketika saya berbicara dengan orang-orang yang pernah mengalami burnout, saya mulai memperhatikan bahwa ada perilaku berbeda yang dilakukan orang-orang yang mengarah ke burnout,” tukas Barker dilansir Stylist, Jumat, 5 November.
Barker mengidentifikasi empat tipe burnout yang membuat seseorang merasa kelelahan. Berikut daftarnya sekaligus rekomendasi Barker untuk mengatasi.
1. The Overgiver
Disebut pemberi yang berlebihan atau dikenal dengan overgiver ialah ketika Anda jadi tempat teman-teman atau orang sekitar meminta bantuan. Karena orang lain tahu Anda tak bisa berkata ‘tidak’ dan selalu ada untuk mereka, maka merasa Anda adalah pilar berhati besar dalam memberi perhatian.
Kelelahan emosional tak jarang dialami oleh overgiver person. Ia lebih sedikit punya waktu untuk diri sendiri karena berusaha selalu ada untuk orang lain.
“Apabila Anda seorang overgiver, penting untuk melakukan hal-hal yang mengisi cangkir emosional Anda. Cobalah menghabiskan waktu berkualitas dengan diri sendiri atau dengan orang lain di mana Anda menerima cinta sebanyak yang Anda berikan,” rekomendasi Barker.
2. The Overdoer
Menghadapi tantangan, bagi overdoer person akan diterima dengan mudah dan antusias. Namun jika merasa kelelahan akan kehabisan bahan bakar, tidak hanya lelah fisik yang dirasakan tetapi juga suasana hati buruk ketika menyelesaikan tanggung jawab yang sudah ia sepakati di awal.
“Perilaku berlebihan atau overdoer adalah produk dari budaya yang menghargai kerja keras, kemajuan, dan kepositifan tetapi mengabaikan keheningan dan istirahat,” terang Barker.
Semua orang butuh istirahat, seseorang dengan kesibukan atau ambisi tinggi pun membutuhkan ruang untuk keheningan, detoks digital, dan benar-benar menjauh dari daftar tugas. Saran Barker, jika harus melakukan tugas di akhir pekan, pastikan juga melakukan apa yang Anda senangi seperti memasak menggambar atau hal lain selain tanggung jawab yang mesti diselesaikan.
3. The overachiever
Seseorang yang menjadi leader, pemimpin, atau memiliki visi yang kuat disebut barker sebagai the overachiever yang secara ambisius merealisasikan rencana-rencananya. Tetapi, sifat ambisius dapat menyebabkan kelelahan karena energi tidak imbang dengan ambisi sehingga didorong oleh ketabahan dan tekad yang teguh.
Orang lain mungkin akan terkesan dengan apa yang Anda capai, kata Barker. Tetapi ada rasa takut yang muncul dari dalam diri, bahkan kadang merasa tidak cukup baik ataupun krisis kepercayaan diri.
Barker manganalogikan seperti Icarus, satu menit ia mendaki dan selanjutnya terlalu dekat dengan matahari sehingga terjatuh. Saran Barker, aktivitas fisik seperti berkebun, berjalan di alam, atau aktivitas lain yang tidak berfokus pada pencapaian atau tujuan adalah yang terbaik untuk membantu mereka bersantai.
Baca juga:
4. The overthinker
Ketika Anda bertugas, tidak ada masalah yang tidak dapat Anda selesaikan. Tetapi ketika istirahat, lahir solusi, ide, pemikiran yang mengganggu, sehingga membuat Anda kelelahan dan kehilangan fokus. Sebenarnya ketika merasa fokus turun dan kesulitan berkonsentrasi, tutur Barker, ini adalah tanda bahwa Anda butuh istirahat.
“Hal terpenting bagi overthinker adalah keluar dari pemikiran mereka sendiri… Gerakan Fisik adalah kunci untuk ini, serta tugas-tugas yang akan melibatkan penuh mereka seperti bermain gim Sudoku atau mengisi teka-teki,” rekomendasi Barker untuk mengatasi overthinking.