Terkuak! Ganjar Buka Fakta Kalau Wonogiri Tolak Vaksin Johnson & Johnson, Kenapa?

JAKARTA - Saat memimpin rapat penanganan COVID-19 Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo menguak fakta. Daerah Wonogiri menolak kehadiran vaksin Johnson & Johnson, apa alasannya?

Hal itu diungkap langsung oleh Ganjar tentang daerah yang menolak Vaksin Johnson & Johnson. Padahal, stok vaksin itu sudah terlanjur dikirim dari pusat.

"Wonogiri tadi bilang ndak mau Vaksin Johnson & Johnson, padahal sudah dikirim. Ya sudah, kita pindahkan ke daerah lain yang mau. Yang begini-begini sebenarnya tidak terjadi jika vaksin diberikan ke kami, bukan langsung ke daerah. Dulu sudah saya bilang, boleh nggak kita yang bagi sendiri vaksinnya, sesuai pada daerah yang memang membutuhkan," ungkap Ganjar seperti dikutip dari Humas Pemprov Jateng, Senin 1 November.

Sayangnya tak ada penjelasan lebih lanjut dari Ganjar kenapa Wonogiri menolak vaksin itu.

Namun Ganjar juga mengungkap fakta menggembirakan. Hingga pekan ke-43, jumlah sebaran kasus baru Covid-19 di Jateng terus mengalami penurunan.Bahkan pada 31 Oktober kemarin, ada 19 daerah di Jateng yang mencatatkan nol kasus penularan.

Kesembilan belas daerah dengan nol kasus itu yakni Kabupaten Semarang Wonosobo, Temanggung, Tegal, Sragen, Rembang, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Karanganyar, Grobogan, Demak, Boyolali, Banjarnegara, Kota Tegal, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Pekalongan, Kota Magelang.

Sementara daerah lain yang ada kasusnya di antaranya Cilacap dan Banyumas masing-masing 13 kasus, Kota Semarang dan Klaten lima kasus, Pati tiga kasus, Wonogiri, Purbalingga, Kendal dan Blora (masing-masing dua kasus). Selain itu ada juga yang hanya satu kasus, yakni Sukoharjo, Purworejo, Kabupaten Magelang, Kebumen, Jepara, Brebes dan Batang.

Gubernur Ganjar Pranowo menegaskan, pandemi di Jateng memang membaik. Namun, dia meminta semua tidak euforia dan merasa bahwa mereka sudah bebas dari penyakit.

"Memang ada beberapa daerah yang pada 31 Oktober lalu tercatat nol kasus baru. Tapi jangan kemudian teman-teman merasa wah tempatku sudah nol, kita sudah bebas sebebas-bebasnya. Enggak. Kecuali tempat itu adalah satu pulau sendiri,” kata Ganjar.

Menurut Ganjar, meski nol kasus namun tidak menutup kemungkinan adanya penularan. Sebab, masih banyak orang keluar masuk dari berbagai daerah dan berseliweran di sana.

Karenanya, Ganjar meminta semua bupati/ wali kota mengebut vaksinasi sampai akhir Desember nanti. Sambil menunggu itu, prokes harus tetap diketatkan meskipun daerah itu nol kasus.

“Makanya saya meminta pada bupati/wali kota tetap waspada dengan tetap disiplin protokol kesehatan. Sampai Desember kita kebut vaksin, masker tidak boleh dicopot, semua tempat publik yang ada harus prokes, dan Satpol PP bersama TNI/Polri harus tetep jalan untuk patroli. Edukasi harus terus dilakukan sambil menunggu vaksin selesai,” tegasnya.

Terkait soal vaksin, Ganjar mengatakan stok vaksin untuk Jateng memang saat ini cukup banyak. Namun ada kendala yakni vaksin Pfizer yang dikirim ke Jateng tidak dilengkapi dengan alat suntikannya.

“Makanya kami komunikasi terus ke Menkes agar segera dikirim suntikannya. Sebab banyak kabupaten/ kota yang semangat, apalagi mereka yang penduduknya besar-besar seperti Brebes, Grobogan, Banyumas, dan Cilacap,” tandasnya.