Anak Usaha Sido Muncul Ekspor 61 Ton Tabung Minyak Asiri Senilai Rp36 Miliar ke Prancis

JAKARTA - Anak perusahaan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (Sido Muncul), PT Semarang Herbal Indoplant (SHI), melakukan ekspor perdana produk minyak asiri ke Prancis. SHI akan mengekspor 61 ton tabung minyak asiri yang dikirimkan secara bertahap hingga November 2021 dengan total nilai ekspor mencapai Rp36 miliar.

Seremoni pengiriman tabung minyak asiri perdana diadakan di pabrik SHI di Semarang, Jumat 29 Oktober lalu. Sebagai awalan, SHI mengirimkan 16 ton tabung dengan nilai Rp 9,3 miliar pada seremoni yang dihadiri jajaran direksi Sido Muncul tersebut.

Sebagai informasi, minyak asiri yang dikirimkan merupakan minyak yang terbuat dari rempah tropis nilam (patchouli). Minyak asiri nilam diminati di dunia karena merupakan bahan baku yang umum digunakan dalam industri parfum, kosmetik, hingga produk aromaterapi.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan, minyak asiri nilam juga merupakan produk perdana yang diekspor oleh SHI. Menurutnya, langkah ekspor yang dilakukan SHI karena tingginya permintaan minyak asiri di dunia.

Padahal, lanjut dia, tidak semua negara memiliki beragam jenis rempah seperti Indonesia. Inilah yang menjadi pertimbangan pihak SHI.

"Bisnis minyak asiri sangat menjanjikan karena nilai ekspor minyak asiri dari Indonesia bisa mencapai triliunan rupiah,” kata David dalam konferensi pers virtual akhir pekan lalu

Melalui SHI, lanjut David, pihaknya optimistis dapat menjadi salah satu pemain terdepan untuk bisnis minyak asiri. Sebab, SHI telah menjadi perusahaan terdepan dengan teknologi modern serta memiliki kapasitas produksi yang memadai.

Sementara, Direktur Marketing Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, kegiatan ekspor perdana yang dilakukan SHI merupakan salah satu langkah yang tepat untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Menurutnya, selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan rempah. Namun, sebagian besar rempah diekspor dalam bentuk bahan baku mentah.

Padahal, kata Irwan, jika diolah, seperti diekstraksi menjadi minyak asiri, harga jualnya menjadi lebih tinggi. Dengan begitu, pemasukan dari ekspor meningkat.

"Kami menyadari kalau bahan yang kita (Indonesia) miliki harus diolah sebelum diekspor. Mengolah itu adalah suatu mata rantai yang memberikan value lebih besar kepada Indonesia," tutur Irwan Hidayat.