Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat tajam hingga 10,19 persen pada penutupan perdagangan hari ini. IHSG Kamis 26 Maret ditutup menguat 401,27 poin ke level 4,338,90.

Pada penutupan perdagangan, terdapat 300 saham yang menguat sehingga mau mengatrol IHSG terbang tinggi hari ini. Hanya ada 129 saham yang melemah, dan 115 saham stagnan hari ini.

Volume perdagangan tercatat 11,42 miliar lembar saham, dan ditransaksikan senilai Rp12,53 triliun. 

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gustama mengatakan, IHSG telah berhasil mencetak kenaikan harian terbesar dalam 20 tahun terakhir. Menurutnya, market sangat mengapresiasi statement dari Bank Indonesia (BI).

"BI berkomitmen kuat untuk menjaga stabilitas rupiah di-support dengan cadangan devisa yang memadai," ujar Nafan kepada VOI.

Ia menambahkan, market juga mengapresiasi program stimulus dari pemerintah AS sebesar 2 triliun dolar AS dalam rangka menanggulangi efek negatif COVID-19 terhadap perekonomian AS.

"Market pun mengapresiasi komitmen kuat dari Tiongkok untuk memerangi wabah COVID-19 dengan cara lockdown yang dianggap berhasil dalam mengurangi jumlah kasus penularan virus tersebut," jelas Nafan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan IHSG ini sangat signifikan setelah dalam 2 pekan terakhir tertekan cukup dalam. 

"Banyak saham-saham hari ini dalam warna hijau, artinya terjadi perbaikan dan kenaikan harga. Ini menunjukkan kondisi kepanikan global mereda dan kita alami tidak terpisah dari pasar keuangan dunia," ujar Perry dalam video conference.

Perry mengatakan ada perkembangan positif di berbagai negara maju atas penanganan pandemi COVID-19. Salah satu sentimen yang mempengaruhi positif pasar keuangan global ialah stimulus AS senilai 2 triliun dolar AS.

"Dari 2 triliun dolar AS itu itu dialokasikan 100 miliar dolar AS ke kesehatan dan 350 miliar dolar AS ke UMKM, 250 miliar dolar AS ke tenaga kerja dan 500 miliar dolar AS untuk dunia usaha, di samping alokasi bantuan sosial di AS. Di Jerman pun disetujui fiskal 10 persen dari PDB yang setara 860 miliar dolar AS," papar Perry.