Survei SPIN: Elektabilitas NasDem Anjlok dari Posisi 4 ke 7 Usai Deklarasikan Anies Baswedan
Anies Baswedan dalam deklarasi capres NasDem/DOK FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Survei dan Polling Nasional (SPIN) merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas partai politik. Hasilnya, PDIP berada di posisi tertinggi dengan 21,5 persen, disusul Gerindra dengan 19,6 persen.

Di posisi ketiga ada Partai Golkar dengan 10,1 persen. Keempat, Demokrat dengan 9,7 persen, kelima ada PKB 8,2 persen, dan keenam ada PKS dengan 5,4 persen. 

Sementara, Partai NasDem turun ke posisi ketujuh dengan 4,3 persen. Disusul Perindo dengan 3,1 persen. Lalu kesembilan ada PPP dengan 2,3 persen, kesepuluh PAN 1,3 persen. Yang tidak tahu atau tidak jawab sebesar 13,2 persen. 

"Untuk Golkar dan Demokrat dinamikanya cukup menarik. Pada periode Oktober, Golkar Kembali berada diposisi ke-3, di mana sebelumnya pada April dan Juli 2022 sempat digeser oleh Demokrat dan NasDem ke posisi ke-5," ujar Igor Direktur Eksekutif SPIN Igor Dirgantara, dalam paparan survei secara daring, Senin, 24 Oktober. 

Menurut Igor, naik-turunnya elektabilitas partai politik tidak lepas dari dinamika peristiwa politik yang sedang terjadi. Namun, kata dia, sejak Februari-Oktober 2022, PDIP dan Gerindra cenderung memiliki elektabilitas yang stabil.

Sementara posisi NasDem, lanjut Igor, harus anjlok dari posisi ke-4 menjadi posisi ke-7. Dia menduga elektabilitas NasDem turun setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. 

"Khusus NasDem yang sempat berada di posisi ke-4 anjlok ke posisi ke-7 pada survei Oktober 2022. Diduga ada pengaruh deklarasi pencapresan Anies Baswedan," jelasnya. 

Dinamika juga terjadi pada PKB dan PKS. Igor mengatakan, PKB sempat turun ke posisi ke-6 di periode survei April dan Juli kembali naik ke posisi 5 menggeser PKS.

"Bahkan perolehannya meningkat 1,9 persen dari 6,3 persen di survei periode Februari 2022. Sementara Perindo dapat meningkatkan elektabilitasnya dan masih dapat bertahan di atas PPP dan PAN yang berkutat di kisaran angka 1 persen hingga 3,5 persen. Diduga terjadi karena permasalahan internal yang mengganggu konsolidasi jelang pemilu 2024," kata Igor. 

Survei SPIN dilakukan pada 7-16 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.230 responden dari 34 provinsi di Indonesia yang diambil secara acak atau dengan teknik sample multistage random sampling, melalui cara wawancara secara langsung menggunakan bantuan kuesioner. Margin of error survei  +/- 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sampai 95 persen.