Meski Masih Terkontraksi, Penjualan Properti Mulai Bangkit
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia melaporkan bahwa terjadi peningkatan penjualan properti pada kuartal I 2022. Dalam rilis Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) disebutkan bahwa penjualan properti residensial meningkat menjadi kontraksi 10,11 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan posisi kuartal IV 2021 yang terkontraksi 11,60 persen yoy.

“Hasil survei triwulan I 2022 mengindikasikan adanya perbaikan penjualan properti residensial di pasar primer meskipun masih terkontraksi,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pada Rabu, 18 Mei.

Menurut Erwin, peningkatan yang sama juga terjadi pada pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang tercatat 1,87 persen yoy.

Angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,47 persen yoy. Sementara itu, harga properti residensial di pasar primer diperkirakan akan tumbuh terbatas pada kuartal II 2022 sebesar 1,16 persen yoy.

“Ini mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer tumbuh meningkat pada awal tahun,” tuturnya.

Lebih lanjut, Erwin menerangkan jika pembiayaan nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk pembangunan properti residensial.

Secara terperinci, pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 65,50 persen dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.

“Sementara itu, dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR (kredit pemilikan rumah) masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 69,54 persen dari total pembiayaan,” tutup dia.