Bagikan:

JAKARTA - Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. adalah sosok perwira tinggi yang menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) sejak 22 November 2018. Sosoknya menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan memasuki masa pensiun di tahun 2019. Sebelumnya, ia menduduki jabatan Pangkostrad sejak 13 Juli 2018 hingga di bulan November pelantikannya. Andika Perkasa menjalani masa awal karirnya selama 13 tahun dalam kesatuan unit Kopassus sejak tahun 1987 hingga 2000.

Andika Perkasa merupakan menantu dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono. Jenderal yang memiliki 5 gelar titel akademik ini tercatat pernah menduduki jabatan beragam yang cukup penting, mulai dari Kepala Seksi Kajian Strategi Hankam Departemen Pertahanan pada 2000, hingga Kadispen TNI AD pada 2013. 

Rekapitulasi perjalanan karir militer Jenderal TNI Andika Perkasa sejauh ini:

  • Ia memulai karirnya sebagai perwira pertama infanteri di Kopassus Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) selama 12 tahun.

  • Setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Mabes TNI AD, ia kembali bertugas di jajaran Korps Baret Merah sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3 /Sandhi Yudha.

  • Dua hari setelah Jokowi terpilih pertama kalinya sebagai presiden RI di tahun 2014, nama Andika Perkasa langsung dipercaya masuk memimpin Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspamres), yang diikuti pula kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal pada 22 Oktober 2014 saat pelantikannya.

  • Awal tahun 2018 dirinya didapuk sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD. Enam bulan kemudian di tahun yang sama ia diangkat sebagai Pangkostrad.

  • Pada 22 Oktober 2014, Andika dikenakan kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal ketika ditugaskan sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) presiden Joko Widodo pada tahun 2014. 

  • Dua tahun kemudian ia ditugaskan ke Tanjungpura, Kalimantan Barat untuk menjalani tugas sebagai menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII dengan pangkat Letnan Jenderal.

  • Andika adalah peraih penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Narary dan Bintang Yudha Dharma Pratama. Penghargaan pertama adalah sebuah tanda kehormatan oleh TNI AD kepada anggota korps yang telah menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan, dan jasa-jasa luar biasa melebihi panggilan kewajiban tanpa merugikan tugas pokok.

  • Sedangkan penghargaan kedua, Bintang Yudha Dharma Pratama adalah sebuah tanda kehormatan yang dikeluarkan angkatan bersenjata yaitu Kapolri dan TNI secara bersama.

___

Siapa Andika Perkasa

Andika Perkasa lahir di kota Bandung pada tanggal 21 Desember 1964. Ia menikah dengan Diah Erwany, anak pertama dari Jenderal A.M. Hendropriyono. Andika Perkasa lulus dari Akademi Militer pada tahun 1987. Kemudian ia bergabung dalam satuan unit Kopassus, sebagai perwira pertama infanteri Kopassus Grup 2/Para Komando dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor).

Setelah meraih gelar Strata-1 Ekonomi, dia sempat mengenyam berbagai pendidikan di luar negeri. Beberapa institusi pendidikan dilaluinya dengan berbagai gelar pencapaian, antara lain:

  • The Military College of Vermont, Norwich University, Northfield, Vermont, Amerika Serikat.
  • National War College, National Defense University, Washington D.C.,Amerika Serikat.
  • Harvard University, Massachusetts, Amerika Serikat.
  • The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University, Washington D.C., Amerika Serikat.

Setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Mabes TNI AD, ia kembali bertugas di jajaran Korps Baret Merah sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3 /Sandhi Yudha. Pria berzodiak Sagitarius ini kembali mengukir prestasi ketika menjalani pendidikan di SESKOAD dengan menjadi lulusan terbaik Susreg XXXVII.

Andika Perkasa adalah jenderal TNI yang merengkuh 5 gelar akademik, antara lain 2 gelar Strata-2 dengan M.A., M.Sc., M.Phil., dan dilengkapi dengan gelar Ph.d sebagai tanda keberhasilan dalam program Strata-3.

Saat sebagai perwira menengah TNI AD, Andika Perkasa menjalani tugasnya pada kepangkatan Kolonel (Inf.) Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, dan Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara.

Memasuki fase promosi jabatan perwira tinggi (pati), ia naik menjadi seorang Brigadir Jenderal TNI -AD lewat Keputusan Panglima TNI No. Kep/871/XI/2013 tanggal 8 November 2013, dengan jabatan Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad).

Pria berzodiak Sagitarius ini kembali mengukir prestasi ketika menjalani pendidikan di SESKOAD dengan menjadi lulusan terbaik Susreg XXXVII. Dua hari setelah presiden Jokowi dan Jusuf Kalla terpilih di tahun 2014, Andika diplot menggantikan tugas Doni Monardo sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Dua tahun berjalan, ia kembali ditugaskan ke Kalimantan Barat di Tanjungpura.

Dirasa pentingnya kehadiran militer, nama Andika Perkasa akhirnya dipercaya oleh Erick Thohir sebagai Wakil Ketua Komite Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Erick yang menjabat sebagai Ketua membutuhkan figur Andika untuk membantu mengkoordinasikan praktik kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara lebih intens, luas, dan masif.

___

Sepak terjang Andika Perkasa

Pembawaan dengan karakternya yang hangat sedikit menyerupai KASAD sebelumnya, Jenderal TNI Mulyono. Murah senyum dan terlihat hangat namun penuh ketegasan dalam memimpin. Kebugaran tubuhnya yang tak terlihat sebagaimana pria pada usianya, akibat kesukaannya Tak segan berani bersikap walaupun di mata kalangan sipil menjadi sebuah polemik.

Bagaimana keputusannya berani memberi sanksi berupa pemecatan dan penahanan ringan terhadap dua orang anggota TNI AD Kendari, Sulawesi Tenggara. Kedua anggota yang berpangkat Kolonel dan Sersan tersebut dipecat akibat unggahan media sosial para kedua istri mereka yang menyinggung tragedi penusukan Wiranto.

Andika juga tak segan menyatakan kerelaannya kehilangan 31 prajurit akibat insiden penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu dini hari 29 Agustus 2020. Penyerangan yang dilakukan oleh oknum TNI akibat informasi yang menyimpang, membuatnya geram dan meminta maaf akibat insiden yang berpotensi munculnya ketidaknyamanan hubungan antara TNI dan Polri.

Ia merasa lebih baik mengorbankan ke-31 prajurit tersebut ketimbang rusaknya nama TNI AD di mata publik.

"Lebih baik kita kehilangan 31 atau berapapun prajurit yang terlibat, apapun perannya. Daripada nama TNI AD akan terus rusak oleh tingkah laku tidak bertanggung jawab yang sama sekali tidak mencerminkan sumpah prajurit yang mereka ucapkan,” Jenderal TNI Andika Perkasa.

Ketika dalam tubuh TNI AD sempat ricuh akibat isu terpaparnya paham radikalisme lewat seorang Enzo, Andika mencoba menjalankan sebagaimana aturan tertulis dan mempertahankan sosok anak muda berperawakan Indonesia campuran. Ia menyepakati dengan permintaan maafnya dan tetap mempertahankan Enzo bersama 364 taruna lainnya.

Meskipun sering disangkut pautkan dengan nama A.M. Hendropriyono sang mertua, Andika merasa itu hal biasa. Namun apa yang tercermin lewat berbagai macam kecemerlangannya dalam dunia pendidikan dan karir militer, tak pelak juga mengharuskan kualitas dan integritas yang tak bisa dicapai hanya sekedar bermodalkan nama sang mertua.

Ramainya nama Jenderal TNI Andika Perkasa yang digadang sebagai calon potensial pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto saat pensiun nanti sebagai Panglima TNI, bukan tanpa sebab. Selain pencapaian karirnya, faktor usia pun menjadi peluang terbesar kedua. Walaupun secara tradisi matra TNI, Angkatan Laut-lah yang giliran mendapatkan kursi Panglima TNI, kemungkinan tersebut terlihat kecil karena kedua perwira tinggi Angkatan Laut yang kini menjabat sebagai KASAL dan WAKASAL akan memasuki masa pensiun pada tahun 2021 nanti.

Diketahui sebagaimana usia Laksamana TNI Siwi Sukma Aji dan Laksamana Sukito sebagai Wakil KASAL akan memasuki usia 58 tahun lebih ketika tiba tahun 2021 nanti. Maka sesuai aturan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang menyatakan bahwa masa dinas perwira tinggi TNI sampai usia 58 tahun, maka nama Andika Perkasa menjadi salah satu yang berpotensi menuju bangku Panglima TNI. Namun semua itu kembali kepada keputusan prerogratif presiden Jokowi sebagai penentu keputusan akhir.

Tahun 2018 menjadi tahun yang bersahabat bagi Andika Perkasa, tercatat ia berhasil mengalami tiga kali kenaikan pangkat dalam karir militernya.

___

Fakta menarik Andika Perkasa

KASAD ke-8 yang sebelumnya menjabat PANGKOSTRAD. Nama Andika Perkasa menjadi satu di antara ke-8 perwira tinggi yang menjalani jabatan PANGKOSTRAD kemudian mulus naik menjadi seorang KASAD. Torehannya bergabung bersama dengan nama-nama besar seniornya seperti: Ryamizad Ryacudu, Pramono Edhie Wibowo, Mulyono, Rudini, George Toisutta, Gatot Nurmantyo, dan Soeharto.

Jenderal ke-5 yang menikahi putri Jenderal sebelumnya. Ia juga menjadi melengkapi empat Jenderal lainnya yang berakhir dengan pernikahan putri para Jenderal sebelumnya. Andika menikahi anak pertama A.M Hendropriyono dimana sang mertua dulunya adalah sosok Jenderal yang ahli dalam dunia intelijen Indonesia. Selain Andika, ada nama-nama seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, Prabowo Subianto, dan Ryamizad Ryacudu.

Masker 22 juta sang istri. Keunikan bentuk masker yang dikenakan sang Istri, Diah Erwany ketika berolahraga dan tele conference di RSPAD, ternyata memancing rasa penasaran publik. Diketahui bagaimana masker yang memang tak biasa di mata publik itu ternyata seharga 22 juta rupiah. 

___

 

Profil Andika Perkasa

Nama lengkap

Jenderal TNI Andika Perkasa S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.

Panggilan

Perkasa

Profesi

Militer aktif

Tempat dan tanggal lahir

Bandung, 21 Desember 1964

Agama

Islam

Pasangan

Diah Erwany

Anak

Wiratama Akbar Perkasa

__

Pendidikan

The Military College of Vermont, Norwich University (Northfield, Vermont, USA)

National War College, National Defense University (Washington D.C., USA)

Harvard University (Massachusetts, USA)

The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington D.C., USA)

Seskoad (2000)

AKABRI (1987)

__

Perjalanan karir

Kepala Staf TNI-AD, KASAD (2018-sekarang)

Pangkostrad TNI-AD (2018)

Danpaspamres (2014)

Kadispenad (2013)

Danrem 023/Kawal Samudera (2012)

Danrindam Jaya (2011)

Sespri Kasum TNI

Paban-IV Fasdik Kodiklatad (2008)

Pabandya A-33 DIR A BAIS TNI (2002)

KASI INTEL KOREM 051/WKT DAM JAYA (2002)

Danyon 32 Grup 3 Kopassus (2002)

Pamen Mabes AD (2001)

Kasi Sun Sub Dit Jaklak Dephan (2001)

Kasi Jiantra Hankam Dephan (2000)

Pamen Kopassus (1999)

Pama Kopassus (1998)

Danden 621 Yon 12 Grup 2 Kopassus (1997)

Dan Tim 3 Sat Gultro 81 Kopassus (1995)

Dan Sub Tim 2 Sat Gultor 81 Kopassus (1991)

Dan Unit 3 Grup 2 Kopassus

Danton Grup 2 Kopassus (1987)

__

Penghargaan/tanda jasa

Bintang Dharma (2018)

Bintang Kartika Eka Paksi (2019)

Bintang Jalasena Utama (2019)

Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama (2019)

Bintang Bhayangkara Utama (2019)

Bintang Yudha Dharma Nararya 

Bintang Kartika Eka Paksi Nararya

SL. Dharma Bantala

SL. Kesetiaan XXIV

SL. Kesetiaan XVI

SL. Kesetiaan VIII

SL. GOM VII

SL. Dharma Nusa

SL. Wira Dharma

SL. Wira Siaga

SL. Seroja

SL. Dwidya Sistha

SL. Wira Karya

___