JAKARTA - Sebagai komitmennya dalam memberdayakan masyarakat Indonesia lewat pelatihan keamanan siber, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) menggandeng Cisco dalam menggelar program IDCamp.
Inisiasi ini tidak lepas dari situasi keamanan siber saat ini. Di mana, data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat jumlah kasus serangan siber yang terjadi di Indonesia mencapai 361 juta sepanjang tahun 2023. Dengan begitu, kebutuhan akan talenta digital dalam cybersecurity menjadi sangat mendesak.
Melalui pelatihan ini, Indosat akan membekali peserta dengan peranan awal seperti, sebagai Analis atau Teknisi Cybersecurity. Selanjutnya, keahlian tersebut akan disertifikasi dengan sertifikat Cybersecurity Cisco Certified Support Technician (CCST).
“Di era digital ini, cybersecurity bukan lagi pilihan, melainkan suatu keharusan. Inisiatif ini merupakan bentuk kontribusi Indosat mempersiapkan talenta digital yang tidak hanya mumpuni, tetapi juga relevan dalam menghadapi ancaman keamanan yang terus berkembang,” kata Steve Saerang, SVP - Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison dalam siaran resminya, dikutip Kamis, 7 Desember.
Steve menambahkan bahwa, Indosat percaya bahwa investasi dalam talenta digital yang ahli dalam hal cybersecurity adalah langkah strategis yang krusial untuk mempercepat digitalisasi di Tanah Air.
另请阅读:
“Dengan fokus pada pendidikan keterampilan cybersecurity yang kritis saat ini, kami berharap dapat membuka pintu bagi pengalaman dan peluang baru bagi generasi muda Indonesia,” tutur Joseph Lin, Head of Global Partner Strategies and Planning, Corporate Affairs Cisco.
Pelatihan yang menjadi kelas terbaru IDCamp dari Indosat dan Cisco ini juga dapat diikuti oleh peserta IDCamp 2023 yang saat ini berjumlah lebih dari 90 ribu developer, dengan mengakses Learning Path Cybersecurity di website IDCamp.
Kolaborasi Indosat dan Cisco ini memiliki target yang lebih luas dengan berencana melatih 50 ribu peserta melalui program IDCamp pada tahun pertama, sehingga dapat ditingkatkan menjadi 200 ribu peserta dalam tiga tahun ke depan.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)