JAKARTA - Sekolah negeri masih menjadi favorit masyarakat Indonesia. Tengok saja antusias peserta didik baru dalam mengikuti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020.
Namun, tidak semua anak bisa lulus seleksi untuk melanjutkan pendidikan di sekolah negeri. Sehingga, orang tua dihadapkan pada pilihan yang berat, yakni menunda pendidikan anak hingga tahun ajaran berikutnya atau menyekolahkan anak di sekolah swasta.
Jika ingin melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, tentunya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga, ada saja orang tua yang terpaksa harus berutang.
Bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak untuk setahun ke depan? Berikut ini lima tips dari Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), yang dikutip VOI, Kamis 30 Juli.
1. Siapkan sejak hari ini.
Setiap tahun, inflasi atau kenaikan biaya pendidikan cukup tinggi. Saat ini inflasi pendidikan ada di kisaran 15 persen per tahun.
Dengan semakin menantangnya proses seleksi masuk sekolah negeri, orang tua sebaiknya harus benar-benar menyiapkan dana pendidikan anak mulai hari ini. Semakin ditunda, kemungkinan untuk memiliki dana pendidikan yang cukup juga akan semakin kecil.
Akibatnya, orang tua mungkin akan menyekolahkan anaknya dengan beban bunga utang yang cukup besar. Padahal, setiap orang tua pasti sudah tahu rentang waktu yang dimilikinya dari saat ini hingga waktu pendaftaran anaknya akan memasuki jenjang SD/SMP/SMA/kuliah.
2. Berapa dana yang harus disisihkan setiap bulannya?
Biaya masuk sekolah untuk tingkat SD hingga SMA beragam. Namun untuk masuk sekolah yang bagus saat ini membutuhkan biaya mulai dari Rp20 juta hingga Rp50 juta hanya untuk uang pangkal.
Sementara iuran per bulan mulai dari Rp1,5 juta. Katakanlah biaya inflasi berkisar 15 persen, dengan uang pangkal Rp20 juta kita harus mempersiapkan uang pangkal sekolah paling tidak sebesar Rp23 juta untuk tahun depan.
Tambahkan juga biaya alat tulis beserta perlengkapannya, tas hingga sepatu sekolah, yang berkisar Rp1 juta, sehingga total kita membutuhkan tak kurang dari Rp24 juta untuk biaya sekolah tahun depan.
3. Menentukan instrumen investasi yang tepat.
Besarnya biaya sekolah sudah bisa diprediksi, kemudian waktu pendaftaran pun telah diketahui. Langkah berikutnya adalah menentukan instrumen investasi yang tepat untuk menyimpan dana kita, sehingga kita bisa tenang saat membayar biaya sekolah buah hati tercinta.
Biaya sekolah adalah biaya yang tidak dapat diganggu gugat, yang harus ada saat kita membutuhkannya. Oleh karena itu, kita harus menempatkannya di instrumen investasi yang tepat.
Reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan. Selain fluktuasi harganya yang sangat rendah, reksa dana pasar uang imbal hasilnya cukup kompetitif dibandingkan produk konvensional seperti tabungan atau deposito.
另请阅读:
Sebagai contoh, saat ini reksa dana pasar uang Manulife Dana Kas II memberikan imbal hasil 1 tahun terakhir sebesar 5,89 persen per tahun (hingga akhir Juni 2020) sementara reksa dana pasar Manulife Dana Kas Syariah membukukan imbal hasil 1 tahun terakhir sebesar 5,44 persen per tahun (hingga akhir Juni 2020).
Keunggulan lainnya reksa dana pasar uang adalah likuid, bukan objek pajak, dan tanpa biaya kita bebas keluar masuk tanpa dikenai biaya sepeser pun.
4. Manfaatkan jika ada keringanan dari sekolah.
Dengan asumsi satu tahun ke depan kita membutuhkan biaya Rp24 juta, artinya setiap bulan kita harus menyisihkan Rp2 juta per bulan. Jumlah yang cukup besar, namun dengan menyiapkannya saat ini, jauh lebih baik ketimbang kita siapkan menjelang hari pendaftaran, yang belum tentu kita sudah memiliki dana yang cukup di saat itu.
Sebagai catatan, meski tahun ajaran baru berlangsung tahun depan, sekolah swasta favorit umumnya sudah mulai membuka pendaftaran dari bulan Desember 2020. Adapun uang pangkal harus dibayarkan paling tidak dua minggu setelah siswa diterima.
Namun ada juga sekolah yang memberikan keringanan biaya uang pangkal dengan skema cicilan hingga periode tertentu. Jangan malu untuk memanfaatkannya jika ada tawaran seperti ini.
5. Disiplin dengan tujuan.
Belajar dari kejadian sekarang, di mana cukup banyak juga orang tua yang harus menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta karena tidak diterima di sekolah negeri, serta melihat alur waktu pendidikan dari SD hingga Universitas, seharusnya orang tua bisa lebih menyiapkan biaya pendidikan buah hati mereka. Kuncinya adalah (1) perencanaan cash flow yang tepat, (2) menempatkan dana pada instrumen yang bisa melawan inflasi, (3) semakin dini semakin baik, artinya supaya “ada waktu” untuk mengembangkan dana seoptimal mungkin.
Untuk itu, ketahui dengan pasti, kapan anak kita akan sekolah atau naik ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sangat penting, karena mempengaruhi cash flow atau arus kas rumah tangga kita.
Untuk masuk sekolah, butuh uang pangkal, biarpun bayarnya sekali namun jumlahnya cukup besar. Kemudian masih ada lagi iuran bulanan dengan jumlah yang lebih kecil, namun rutin dan ada kemungkinan naik setiap tahunnya. Dan harus selalu diingat, buat anak kok coba-coba?
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)