JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dikabarkan menolak rencana Sekretaris Jenderal PBB untuk mengunjungi Kyiv karena kehadiran Antonio Guterres pada pertemuan puncak BRICS pekan ini di Rusia.
Dilansir Reuters, Jumat, 25 Oktober, Kyiv sangat marah atas kemunculan Guterres pada acara di kota Kazan pada Kamis dan jabat tangan dengan tuan rumah acara tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang pasukannya menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Guterres—yang menyerukan perdamaian yang adil di Ukraina pada acara BRICS dan berulang kali mengutuk invasi tersebut – membahas kunjungan Zelenskiy ke Ukraina ketika mereka bertemu di New York pada September, kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq.
Haq mengatakan sejak saat itu PBB dan Ukraina telah berusaha mencari waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan, namun belum ada keputusan yang diambil.
Pejabat Ukraina, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan Zelenskyy kini menolak kunjungan tersebut karena kehadiran BRICS, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri Ukraina sebelumnya mengatakan penerimaan Guterres atas undangan menghadiri KTT BRICS telah merusak reputasi PBB.
Zelenskiy mengutuk keputusan tersebut.
“Meskipun beberapa pejabatnya mungkin memilih godaan Kazan dibandingkan substansi Piagam PBB, dunia tetap terstruktur sedemikian rupa sehingga hak-hak bangsa dan norma-norma hukum internasional akan selalu penting,” katanya pada Kamis.
另请阅读:
Invasi Rusia telah membuat jutaan orang mengungsi, membunuh ribuan orang, dan menghancurkan pemukiman serta infrastruktur energi.
KTT negara-negara BRICS, yang dimulai pada Selasa, bertujuan untuk menunjukkan kekuatan negara-negara non-Barat. Para pemimpin lain yang hadir termasuk Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)