JAKARTA - DPP PDI Perjuangan (PDIP) merayakan hari ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara mendadak. Sebab, mulanya tidak ada perayaan secara khusus karena pandemi COVID-19.
Bahkan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP bidang hukum Yasona Laoly menjadi pembawa acara atau master of ceremony (MC) secara dadakan demi bisa merayakan hari ulang tahun Megawati.
Perayaan dilakukan di Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat sekitar pukul 14.00 WIB. Agenda utamanya adalah melaksanakan doa bersama yang juga digelar secara daring dengan peserta kader PDIP lainnya.
"Nah, ini secara spontan kader partai dari seluruh daerah meminta agar bersama-sama bertemu dalam doa, puji-pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat yang diberikan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, mendoakan beliau panjang umur dan bahagia selalu, dan sekaligus doa untuk negeri," kata Hasto dalam acara tersebut, Sabtu, 23 Januari.
Acara diawali dengan tayangan mengenai perjalanan hidup Megawati. Setelah salam dan kata pengantar singkat oleh Hasto dan Yasonna, dilanjutkan lagu "Tanah Airku" oleh penyanyi cilik Shannon. Video pertunjukan kebudayaan seperti tari-tarian lalu ditampilkan.
另请阅读:
Di sela itu, Hasto dan Yasonna, layaknya presenter dan narasumber acara televisi, berbincang mengenai sosok Megawati.
Melanjutkan, Yasona Laoly menganggap bahwa Megawati adalah seorang pertarungan sejati sekaligus guru politik bagi dirinya maupun politisi lain di Indonesia.
"Ibu Megawati adalah perempuan yang menginspirasi. Beliau juga buat saya adalah guru politik yang mengajarkan nilai kejuaraan, kebhinekaan, berjuang untuk rakyat kecil sesuai ideologi partai kita, yang konsisten pada platform partai, saat beliau jadi presiden dan ketua umum partai," ungkap Yasonna.
"Seluruh jajaran partai merasa bangga memiliki seorang ibu yang tak hanya mengayomi partai, namun juga bangsa. Ibu Mega, teruslah bersama kami dan membimbing kami, agar kita terus bekerja untuk rakyat dan bangsa." lanjut dia.
Dalam perayaan hari ulang tahun Megawati, PDIP juga meluncurkan buku “Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam”.
Buku tersebut ditulis selama dua tahun oleh Kristin Samah dan Maria Karsia, dengan prolog dari Hasto Kristiyanto dan epilog Sonny Keraf.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)