JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut pencatatan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal di Jakarta setiap harinya terus bertambah.
Berdasarkan pencatatan Dinkes DKI, pada Rabu, 26 Oktober, tercatat 111 kasus gagal ginjal akut di Jakarta. Pada Kamis, 27 Oktober, angka gagal ginjal akut menjadi 135 kasus, dengan 63 kasus meninggal dan 46 kasus dinyatakan sembuh.
Namun, Widyastuti menyebut bukan berarti pertambahan angka tersebut merupakan kasus baru.
"Data (kasus gagal ginjal akut) itu dari Januari. Datanya kumulatif, ya, bukan harian. Tidak tentu kasus baru," kata Widyastuti kepada wartawan, Kamis, 28 Oktober.
Widyastuti menuturkan, kasus-kasus lama yang baru tercatat didapatkan dari hasil penyisiran Dinkes DKI ke rumah sakit-rumah sakit yang pernah merawat pasien gagal ginjal akut namun belum dilaporkan ke pemerintah.
Upaya hospital record review ini disebar oleh Dinkes DKI di setiap kota. Tim yang turun melihat rekam medis pasien yang dirawat di rumah sakit dengan melihat kondisi kesehatan yang serupa gagal ginjal akut.
Sampel darah pasien tersebut dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI untuk diperiksa.
"Jadi, kita itu aktif mencari. Kenapa? Tujuannya adalah untuk melakukan kajian yang lebih komplit, komprehensif, sehingga analisa data ini berguna untuk intervensi di kemudian hari," ungkap Widyastuti.
另请阅读:
Saat ini, pemerintah pusat sudah mendatangkan 42 antidotum Fomepizole dari Singapura dan Australia, dan akan segera mendatangkan ratusan vial dari Jepang dan Amerika. Yang akan didistribusikan ke RS rujukan dan diberikan secara gratis sebagai bagian dari pengobatan pasien.
Dalam pemberian obat ini, Pemprov DKI mengajukan permintaan jumlah Fomepizole sesuai dengan kebutuhan pasien-pasien gagal ginjal akut yang masih dirawat di rumah sakit.
"Jadi, semua RS yang melakukan perawatan memberikan layanan sampai dengan penanganan kasus gangguan ginjal akut progresif pada anak," jelasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)