JAKARTA - Memperbanyak 'zona tenang' di dalam ruangan berisiko tinggi, seperti rumah sakit dan restoran, bisa membantu mengurangi penyebaran virus corona, kata peneliti. Hal itu disimpulkan setelah ada studi menunjukkan mengurangi volume bicara bisa mengurangi penyebaran penyakit itu.

Dilansir Antara, Jumat, 11 September, dalam upaya untuk mengendalikan transmisi, mengurangi 6 desibel saat berbicara rata-rata punya efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan, kata para ilmuwan.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan untuk menerapkan 'zona tenang' di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan," tulis enam peneliti dari University of California, Davis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah pedomannya pada bulan Juli untuk mengumumkan kemungkinan penularan lewat udara, seperti ketika latihan paduan suara, atau berada di restoran.

Tetesan mikroskopis yang keluar saat berbicara akan menguap dan meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus. Peningkatan 35 desibel yang lebih nyaring, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel hingga 50 kali.

Percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70.

"Tidak semua lingkungan dalam ruangan punya risiko penularan lewat udara yang sama," kata ketua peneliti William Ristenpart.

"Ruang kelas yang ramai tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya daripada tempat karaoke yang sepi dan pengunjung berjarak tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras."


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)