JAKARTA - Pemerintah Singapura menghancurkan sembilan ton gading gajah. Hal itu dilakukan untuk merayakan Hari Gajah Sedunia sekaligus sebagai simbol bahwa Singapura berkomitmen melawan perdagangan produk ilegal dari satwa dilindungi.
Melansir Reuters, dalam acara penghancuran gading gajah yang disiarkan secara online, tampak para pekerja mengeluarkan gading untuk segera dihancurkan oleh mesin penghancur batu. Penghancuran akan berhari-hari sebelum kemudian dibakar.
"Penghancuran gading gajah akan mencegah orang-orang memasuki kembali pasar dan akan mengganggu rantai pasokan global gading yang diperdagangkan secara ilegal," kata Dewan Taman Nasional.
Diperkirakan, seratus gajah Afrika dibunuh setiap hari oleh pemburu yang mencari gading, daging, dan bagian tubuh dari gajah. Jumlah gajah yang kini tersisa di alam liar, menurut perkiraan ahli lingkungan hanya empat ratus ekor.
Singapore's National Parks Board crushes 9 tonnes of seized elephant ivory to commemorate #WorldElephantDay which falls on Aug. 12
Check out #AsiaAlbum here: https://t.co/KeVHfZp8mN pic.twitter.com/A6DBDHTQye
https://voi.id/bernas/8789/menjaga-badui-adalah-melestarikan-kemurnian-sebuah-surat-yang-harus-didengar-presiden-jokowi — Caribbean disaster (@BagalueSunab) August 12, 2020
Sebagian besar permintaan gading gajah berasal dari negara-negara Asia, seperti China dan Vietnam. Negara-negara tersebut menjadikan gading gajah sebagai perhiasan dan ornamen dengan harga tinggi.
Singapura, sebagai negara tempat transitnya perdagangan gading merasa terusik. Karenanya, Singapura akan melarang perdagangan gading di dalam negeri mulai September 2021.
另请阅读:
“Perburuan gajah berada pada level krisis di Asia dan Afrika karena perdagangan ilegal,” kata CEO World Wide Fund for Nature Singapura, R. Raghunathan.
Tak hanya itu. Raghunathan mengatakan penghancuran gading di Singapura menjadi bukti bahwa negara tersebut memiliki tekad kuat dalam memutus mata rantai perdagangan produk dari satwa liar, entah itu gading gajah yang transit atau yang dijual di Singapura.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)