JAKARTA - Seorang mahasiswa di Ohio terpapar positif COVID-19. Namun alih-alih beristirahat dan mengisolasi diri, ia malah memilih berpesta dengan menggelar acara di rumahnya.

Pada Sabtu, 5 September waktu Amerika Serikat, Kepolisian Oxford tengah melakukan patroli sampai mereka melihat sekumpulan orang berdiri di depan rumah yang berlokasi di E. Walnut Street dekat Miami University.

Ternyata banyak tetangga yang mengatakan kepada Kepolisian Oxford mengenai pertemuan tersebut di mana melanggar aturan pemerintah yang memperbolehkan sepuluh orang.

Saat kepolisian Oxford masuk ke dalam rumah, ada 20 orang yang sedang berpesta di dalamnya. Saat si pemilik rumah diminta identitas, ia ternyata diidentifikasi terpapar COVID-19 sejak seminggu lalu.

Namun alih-alih beristirahat, ia malah berpesta. Ketika ditanya alasannya, ia hanya menjawab, “Saya kan berada di rumah,” Ia juga mengatakan itu juga alasan mengisi karantina 14 hari-nya; dengan berpesta.

“Jadi, kamu memiliki teman-temanmu di sini dan kamu positif COVID-19? Kamu lihat masalahnya? Berapa banyak orang yang terkena COVID-19 di sini?,” tanya kepolisian itu dilansir dari Daily Mail pada Jumat, 11 September.

“Itu yang kami coba hindari. Kami mencoba membuat kota ini tetap dibuka,” lanjut polisi itu. “Saya tahu. Itu mengapa saya di rumah,” jawab mahasiswa ini.

Alhasil, enam orang yang disebut menjadi penyelanggara pesta di rumah itu harus membayar denda sebanyak 500 dolar. Mereka yang masih berumur di kisaran 20-an itu dianggap melanggar aturan dan akan dilaporkan ke pihak universitas.

“Kami ingin selamat; kami ingin sehat; kami ingin semua orang di sekitar kami sehati,” ujar perwakilan kepolisian itu kepada Cincinnati.

Sementara itu, satu dari 17 orang di Miami University positif COVID-19. Hal itu menyebabkan mereka memiliki peningkatan kasus sebanyak 1,117 dalam dua minggu.

Miami University juga memilih membuka kegiatan di kampus mulai 21 September dengan melakukan tes sebelum kelas dimulai. Ohio sendiri melaporkan 126.046 kasus dengan 4.034 kematian.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)