JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bakal tetap menjaga komitmen pengendalian inflasi bersama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, upaya tersebut direalisasikan melalui koordinasi dalam Tim Pengendlian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

“Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa, 25 Juli.

Perry menjelaskan, bank sentral juga mengupayakan peningkatan kredit serta pembiayaan kepada dunia usaha untuk mendorong hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan dan perikanan), perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif (UMKM, KUR, UMi) dan hijau.

“Bank Indonesia memperkuat pula kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas yang berkoordinasi dengan instansi terkait,” tuturnya.

Perry menambahkan, otoritas moneter tetap mambuka diri untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mencapai target yang telah ditentukan.

“Bank Indonesia siap memperkuat sinergi dengan kementerian/lembaga terkait untuk menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023 khususnya melalui jalur keuangan,” tegas dia

Adapun, level inflasi yang dibidik oleh BI pada tahun ini adalah sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Sementara inflasi untuk 2024 diharapkan bisa masuk dalam kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)