JAKARTA - Motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) masih menjadi teka-teki. Benarkah terjadi pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi? Benarkah Putri berselingkuh?
Polisi hingga saat ini juga belum mau mengungkap secara gamblang terkait motif tersebut. Alasan yang dikatakan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo demi menjaga perasaan keluarga, baik keluarga Brigadir J maupun keluarga Sambo.
“Motif pembunuhan masuk ke dalam materi penyidikan. In sha Allah nanti akan disampaikan di persidangan,” kata Dedi pada 11 Agustus 2022.
Tersangka Ferdy Sambo juga selalu memberikan jawaban singkat yang cenderung ambigu. Seperti ketika memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri pada 4 Agustus 2022. Sambo hanya berucap, “Semua itu terlepas dari apa yang telah dilakukan Yoshua kepada istri dan keluarga saya.”
Dalam surat terbuka yang dibacakan pengacaranya, Arman Hanis pada 11 Agustus 2022, Sambo juga tidak menjelaskan detail terkait motif pembunuhan. Dia hanya bilang, “Saya adalah kepala keluarga dan murni niat saya untuk menjaga dan melindungi marwah dan kehormatan keluarga yang sangat saya cintai.”
Begitu pula Putri Candrawathi. Keterangannya selalu berubah-ubah. Menurut Laporan Utama Majalah Tempo bertajuk ‘Tangis Putri Menjelang Tengah Malam' edisi Sabtu, 20 Agustus 2022, Putri sudah tiga kali mengubah keterangannya.
Pada pemeriksaan pertama, dia mengklaim dilecehkan Yosua di kamarnya. Pada pemeriksaan kedua, Putri mengatakan Yosua mendadak masuk ke kamar lalu melucuti pakaiannya. Keterangannya berubah lagi saat pemeriksaan ketiga.
“Saat menjawab pertanyaan nomor sebelas dari penyidik, Putri mengatakan ia sedang berbaring di kasur ketika Yosua masuk ke kamar dan duduk di ujung tempat tidur, tepat di bawah kakinya. Setelah itu, keduanya berkontak fisik. Keterangan mana yang benar, polisi belum bisa memastikannya,” tulis Majalah Tempo.
Kejadian di Magelang
Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Suding juga sempat menanyakan langsung motif pembunuhan Brigadir J kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat Rapat Dengar Pendapat pada 24 Agustus 2022.
Suding memaparkan kronologis kejadian di Magelang, data kronologis yang diakuinya diperoleh dari berbagai sumber.
- 2 Juli 2022
Rombongan pertama berangkat ke Magelang. “Ada Putri, ada Brigadir J, Ricky, Richard, dan Kuwat, termasuk asisten rumah tangga namanya Susi. Tujuan mereka untuk melihat anaknya yang sekolah di Magelang,” kata Suding.
Sampai di Magelang, mereka tinggal di rumah dua lantai yang berukuran tidak terlalu besar, sehingga segala aktivitas di dalam rumah bisa mudah terpantau.
- 4 Juli 2022
Siang hari, Putri sedang tidur di sofa ruang tamu. Brigadir J datang ingin membopong atau mengangkat Putri untuk masuk ke dalam kamar.
“Melihat kejadian itu, Kuwat membentak Brigadir J agar tidak melakukan itu, menyentuh ibu. Lalu, kemudian (Brigadir J) mengurungkan niatnya,” lanjut Suding.
- 6 Juli 2022
Ferdy Sambo menyusul ke Magelang untuk merayakan hari pernikahannya. Namun, hanya satu malam. Keesokan harinya, pagi, dia kembali lagi ke Jakarta.
- 7 Juli 2022
Sekembalinya Sambo ke Jakarta inilah terjadi hal yang dianggap pemicu kasus tersebut. Menjelang maghrib sekitar pukul 17.30 WIB, Brigadir J masuk ke dalam kamar Putri Candrawathi di lantai 2. Dia keluar mengendap-endap. Kuwat memergoki.
“Ditegur oleh Kuwat. Kenapa masuk ke kamar ibu? Kemudian (Brigadir J) lari,” Suding menceritakan.
Setelah itu, Kuwat dan Susi mendengar Putri Candrawathi menangis di dalam kamar. Keduanya lantas langsung ke kamar. Suding mengatakan kondisi pakaian Putri acak-acakan. Kuwat menyarankan ke Putri agar kejadian ini dilaporkan ke Ferdy Sambo. “Malam harinya, jam 11 malam, Putri melaporkan apa yang dialaminya ke Sambo lewat telepon. Ditanya lebih lanjut, Putri jawab di Jakarta nanti saya jelaskan.”
- 8 Juli 2022
Mereka pulang ke Jakarta pagi dan tiba di rumah Saguling sekitar sore hari. Ferdy Sambo mungkin langsung mengonfirmasi ajudan lainnya terkait kejadian yang dilakukan oleh Brigadir J di Magelang.
“Bisa juga, tiba di rumah Saguling, dikonfirmasi ke Putri apa yang dialami di rumah Magelang. Ternyata diceritakan semua apa yang dialami tanggal 4 dan tanggal 7. Marahlah si Ferdy Sambo, murka, hilang akal sehatnya sebagai bintang dua, itu diluar nalar kita. Diajaklah mereka ke Duren Tiga. Di Duren Tiga terjadilah pembunuhan ini yang dilakukan oleh Richard dan juga oleh Sambo,” paparnya.
Menurut Suding, peristiwa pidana tentunya tak lepas dari motif. Ada hubungan kausalitas sebab-akibat.
“Benar atau tidak tentang kronologi ini (kronologi yang sudah dipaparkannya)?” tanya Suding kepada Kapolri.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, apa yang disampaikan Suding memiliki banyak kesesuaian.
“Namun mohon izin, terkait motif, kami sementara sudah mendapatkan keterangan dari Saudara FS. Namun, kami juga ingin memastikan sekali lagi untuk memeriksa Ibu PC sehingga nanti apa yang kami dapat apalagi setelah beliau berstatus tersangka, berubah atau tidak,” jawab Kapolri.
Yang pasti, motif kasus pembunuhan Brigadir J terkait kesusilaan, isu antara pelecehan atau perselingkuhan.
“Jadi tidak ada isu lain di luar itu (pelecehan atau perselingkuhan),” kata Kapolri saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR RI, Rabu (24/8).
Tepis Isu Pelecehan
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak tidak sependapat dengan motif tersebut. Menurut dia, para ajudan bersenang-senang ketika di Magelang. Termasuk Brigadir J dan Putri Candrawathi, hubungan keduanya baik-baik saja.
Bahkan, saat di Magelang, Putri sempat berkomunikasi dengan adik Brigadir J via WhatsApp. Mengajaknya datang ke Magelang hingga mengirimkan foto Brigadir J yang sedang menyeterika baju.
“Lihat ini abang kau ni, rajin kali, kau datanglah ke sini bantuin abangmu'. Dia multitalenta, sampai bingung mau kasih gaji berapa, karena banyak yang dikerjakan. Bukan hanya sebagai ajudan, tapi sampai menyetrika baju anak," ucap Kamarudin.
"Artinya di situ Ibu Putri tidak ada masalah, to? Tidak terguncang, to? Kemudian adiknya juga menyampaikan selamat ulang tahun perkawinan yang ke-22, bahkan diajak 'Kamu ke sini, kamu ada off nggak, ada libur nggak?', 'Oh iya, Bu, saya lagi piket'. Jadi artinya ibu itu normal-normal saja," katanya.
Lagipula, bila benar Putri dilecehkan oleh Yosua ketika di Magelang, kenapa tidak langsung dilaporkan saat kejadian. Kenapa harus ditunda ketika bertemu Sambo baru diceritakan?
“Dia kan Kadiv Propam. Bisa saja ajudannya langsung lapor. Perintahin Kabid Propam Jawa Tengah dong, langsung tangkap. Tapi ini malah masih jalan bareng pulang ke Jakarta,” ucap Kamarudin kepada VOI, Senin (29/8).
“Justru, Ferdy Sambo dan Putri yang bertengkar,” tambah Kamarudin.
Mantan pengacara Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Deolipa Yumara juga menduga motif pembunuhan Brigadir J kental dengan isu perselingkuhan. Tapi, bukan Brigadir J yang berselingkuh.
Brigadir J, dugaan Deolipa, dalam posisi memergoki perselingkuhan antara Kuwat dan Putri Candrawathi.
Bharada E saja sempat mengatakan curiga ada hubungan terlarang antara keduanya. Ini disampaikan ketika Deolipa masih menjadi tim kuasa hukumnya.
"Jadi Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan. Eliezer ngomong 'Saya curiga bang, itu si Kuwat ada main sama Putri'. Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa di tayangan TV One, Senin (29/8) malam.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari tak menampik, kasus pembunuhan Brigadir J memang telah memunculkan banyak isu di publik. Mulai dari isu perselingkuhan Putri Candrawathi, perselingkuhan Sambo dengan Polwan cantik, pelecehan seksual, LGBT, hingga isu konsorsium 303.
Isu-isu itu menyebar liar berdampak negatif terhadap reputasi Polri.
Maulina menilai, sudah saatnya penangan isu dan krisis yang sedang dihadapi. Cara-cara lama yang cenderung manipulatif harus segera ditinggalkan! Strategi denial, blaming others, dan melakukan aksi yang bertujuan untuk mengalihkan isu harus dibuang jauh-jauh oleh Kapolri dan tim manajemennya.
“Suka tidak suka, mau atau tidak mau, isu-isu liar yang saat ini berkembang harus ditangani dengan presisi, transparansi, dan beretika,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Selasa (30/8).
另请阅读:
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)