JAKARTA - Pengembang vaksin COVID-19, AstraZeneca Plc mengumumkan penghentian sementara ujicoba tahap akhir. Hal itu dilakukan terkait masalah keamanan yang mereka alami di tahap akhir ujicoba.

Mengutip Antara, Rabu, 9 September, juru bicara perusahaan, Michele Meixell mengatakan penghentian dilakukan setelah salah satu kandidat vaksin COVID-19 terkemuka justru mengakibatkan munculnya suatu penyakit pada salah satu peserta. Perusahaan menolak menjelaskan rinci penyakit yang dimaksud.

"Proses tinjauan standar kami diaktifkan. Dan kami secara sukarela menghentikan vaksinasi untuk memungkinkan tinjauan data keamanan oleh komite independen," kata Meixell dalam pernyataan yang dikirim melalui surel.

Studi ini menguji vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh AstraZeneca dan peneliti Universitas Oxford di berbagai tempat, termasuk Inggris. Sifat kasus dan kapan itu terjadi tidak dirinci, meski. Namun pernyataan itu juga memuat harapan agar peserta dapat pulih

Stat News jadi situs pertama yang melaporkan ujicoba dihentikan karena "dugaan reaksi merugikan yang serius." Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS menyebut itu sebagai kejadian buruk, di mana bukti menunjukkan kemungkinan hubungan dengan obat yang sedang diuji.

Berdampak luas

Penangguhan ujicoba kandidat vaksin bermasalah berdampak pada ujicoba vaksin AstraZeneca lainnya. Stat News juga menyebut kejadian ini memengaruhi pihak-pihak pembuat vaksin lain. Beberapa bahkan dilaporkan tengah mencari tanda-tanda reaksi serupa.

Institut Kesehatan Nasional AS, yang menyediakan dana untuk ujicoba AstraZeneca menolak berkomentar. Pernyataan AstraZeneca mengatakan bahwa "dalam uji coba besar, penyakit akan terjadi secara kebetulan tetapi harus ditinjau secara independen untuk memeriksanya dengan cermat."

Dari sektor ekonomi, saham AstraZeneca dilaporkan turun lebih dari delapan persen dalam indeks perdagangan AS. Sementara, saham pengembang vaksin saingannya naik. Moderna Inc naik lebih dari empat persen. Lainnya, Pfizer Inc naik kurang dari satu persen.

Moderna, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui surel mengatakan pihaknya "tidak mengetahui dampak apa pun" terhadap studi vaksin COVID-19 yang sedang berlangsung saat ini. Sembilan pengembang vaksin terkemuka AS dan Eropa berjanji menegakkan standar keamanan dan kemanjuran ilmiah untuk vaksin eksperimental mereka meski ada urgensi pandemi makin mendesak.

Perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer mengeluarkan "janji bersejarah" setelah muncul kekhawatiran bahwa standar keselamatan mungkin tergelincir. Tekanan politik untuk penyediaan vaksin sesegera mungkin sedikit banyak memengaruhi penetapan dan pengawasan standar keselamatan.

Perusahaan mengatakan mereka akan "menjunjung integritas proses ilmiah saat mereka bekerja menuju potensi pengajuan peraturan global dan persetujuan vaksin COVID-19 pertama." Penandatangan lainnya dilakukan Johnson & Johnson, Merck & Co, GlaxoSmithKline, Novavax Inc, Sanofi dan BioNTech.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)