Jokowi Ingin Bajak Krisis untuk Kemajuan, PDIP Bicara Investasi
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah akan memanfaatkan momentum krisis akibat COVID-19 untuk lompatan kemajuan. Politikus PDI Perjuangan (PDIP) meyakini maksud Jokowi soal lompatan ini terkait pembukaan investasi.

"Ketika negara lain sedang bingung, kita bisa membuat lompatan-lompatan bagaimana kita bisa menjadi negara maju. Untuk jadi negara maju, Apa syaratnya? yaitu investasi," kata anggota DPR dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Jumat, 14 Agustus.

Menurutnya, dalam penanganan krisis kesehatan, ekonomi dan sosial karena COVID-19, Indonesia punya kelebihan yakni modal sosial. Modal sosial yang dimaksud adalah pasar dalam negeri yang besar, ideologi Pancasila yang menyatukan, dan dan solidaritas sosial antarmasyarakat.

"Karena semua negara kan sedang pandemi ini semua negara sedang menghadapi persoalan yang sama. Indonesia memiliki modal sosial untuk menghadapi persialan itu dengan lebih efektif. Dengan modal-modal itu mestinya kita bisa menawarkan penyelesaian lebih baik," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam pidatonya menyoroti merosotnya ekonomi dunia akibat terdampak pandemi COVID-19.

"Semua negara, negara miskin, negara berkembang. Termasuk negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar COVID-19. Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah," kata Jokowi.

Jokowi menyebut pandemi ini harusnya menjadi momentum membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.

"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country. 25 tahun lagi, pada usia se-abad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," ungkapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)