BPBD Catat 12 Rumah yang Dihuni 35 Jiwa Rusak Tertimbun Longsor di Trenggalek
TRENGGALEK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendata sedikitnya ada 12 rumah yang dihuni 12 KK atau 35 jiwa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, rusak akibat tertimbun material longsor yang terjadi pada Kamis, 18 April.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono, Minggu mengatakan, data tersebut masih bersifat sementara karena inventarisasi sampai saat ini masih terus dilakukan.
"Ini data sementara yang berhasil kami himpun berdasar laporan dari TRC dan pemerintah desa/kecamatan yang mengalami bencana (longsor)," kata Tri, sapaan Triadi Atmono dikutip dari ANTARA, Minggu, 21 April.
Rumah rusak terdampak longsor itu tersebar di 11 desa/kelurahan lima kecamatan, yakni di Kecamatan Bendungan, Dongko, Munjungan, Kampak, dan Watulimo.
Di Kecamatan Bendungan longsor di area pemukiman terjadi di Desa Sumurup, Dompyong dan Surenlor.
Kemudian di Kecamatan Dongko longsor serupa menerjang beberapa rumah warga di Desa Petung, Salamwates dan Pringapus.
Longsor sporadis juga terjadi di Kecamatan Munjungan yang dilaporkan mengenai rumah warga dan fasilitas umum di wilayah Desa Karangturi, Binangun dan Besuki.
Sementara di Kecamatan Kampak terjadi di Desa Karangrejo, dan di Kecamatan Watulimo di Desa Margorejo.
另请阅读:
Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Beberapa rumah disebut sudah tidak laik ditinggali karena dampak kerusakan yang parah serta volume longsoran yang besar.
Di Desa Sumurup, misalnya, longsor dari area tebing yang ada di belakang pemukiman warga ambrol dan mengenai tiga rumah penduduk.
Ketiga rumah tersebut adalah milik Sarjuni, Nuruddin dan Nurwanto. Rata-rata kerusakan terjadi di area dapur, kamar belakang dan gudang.
Namun demi menghindari risiko longsor susulan, seluruh harta benda milik ketiga keluarga yang menjadi korban dievakuasi.
Para penghuni juga diungsikan ke tempat yang aman.
Triadi mengatakan, langkah penanganan yang mereka lakukan sejauh ini adalah dengan melakukan asesmen, meninjau lokasi dan melakukan pembersihan material longsor menggunakan alat berat maupun dengan cara kerja bakti atau gotong royong.