Bicara soal Komersialisasi Budaya, Prabowo: Saya Agak Beda, Tidak Ikut Paham Neolib
JAKARTA - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto bicara soal komersialisasi budaya dalam sesi kedua debat kelima yang digelar KPU RI di Jakarta Convention Center, Minggu, 4 Februari.
Prabowo menegaskan akan melindungi kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki Indonesia dengan tidak menganut sistem neoliberalisme.
"Budaya adalah sangat penting. Budaya adalah karakter bangsa, tanpa kita membanggakan, menghormati, melestarikan budaya kita sendiri kita hilang jati diri sebagai bangsa. Semua bidang harus kita bantu kita lindungi," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, dirinya bersama Gibran punya program dana abadi budaya untuk memberi dorongan dan dukungan bagi semua aktor dan pelaku-pelaku budaya di semua bidang. Misalnya, pencak silat sebagai bela diri warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
另请阅读:
"Saya sendiri sudah 37 tahun mengurusi pencak silat, belum lagi budaya-budaya lain seperti sundratari, wayang orang, wanyang golek, wayang kulit, dan segala macam musik kita, ini selalu harus pemerintah," katanya.
Apabila diberi mandat sebagai presiden, Prabowo menekankan bahwa pemerintah harus menjadi pelopor pelestarian budaya bukan hanya sebagai regulator kebijakan.
"Saya agak berbeda, saya tidak ikut paham-paham neolib, bahwa pemerintah bukan hanya regulator, pemerintah di depan pelopor, intervensi bila perlu, bekerja untuk rakyat. Dan bidang budaya, pemerintah juga harus di depan melestarikan budaya kita," pungkasnya.